KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana impor beras sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) tahap pertama sebesar 500.000 ton. Di mana kedatangan tersebut berasal dari empat negara yakni Thailand, Vietnam, India dan Pakistan. Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Kelembagaan Bulog, Tomy Wijaya mengatakan, sebagian besar beras impor akan datang dari Thailand dan Vietnam. Sayangnya Tomy tidak merinci berapa saja jumlah impor yang didatangkan dari masing-masing negara tersebut. "Untuk tahap pertama sebanyak 500.000 ton, sebagian besar dari Thailand dan Vietnam, hanya sebagian kecil dari Pakistan dan India," kata Tomy kepada Kontan.co.id, Selasa (25/4).
Baca Juga: Stok Aman, Harga Pangan Tetap Rawan Adapun untuk kualitas beras Ia menyebut sama seperti kualitas beras impor yang sebelumnya pemerintah datangkan sebelumnya. Ini artinya beras impor tersebut memiliki kualitas premium. "(Kualitas sama seperti sebelumnya?) Iya
bener sama," imbuhnya. Tomy menegaskan, beras impor tersebut akan digunakan sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Untuk kebutuhan penyaluran Tomy menyebut akan memprioritaskan dari penyerapan dalam negeri dahulu. Namun saat serapan dalam negeri tidak memenuhi untuk penyaluran maka beras impor baru dikeluarkan. "Untuk kebutuhan penyaluran kita prioritaskan dari penyerapan dalam negeri dulu, impor ini untuk
buffer stock," kata Tomy. Tomy menambahkan, data per 17 april 2023 kemarin stok CBP pemerintah masih sekitar 260.000 ton.. Sebagai informasi, sebelumnya Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso mengaku sudah melakukan kontrak dengan empat negara. Keempat negara tersebut ialah India, Pakistan, Thailand dan Vietnam. Sayangnya Buwas sapaan akrabnya enggan merinci berapa saja jumlah kontrak yang disepakati dari tiap negara tersebut. "Sudah dapat tenang saja. Ya tapi kan
nggak perlu saya umumkan, nanti di negara itu ngonci nah tambah semua mahal. Artinya saya sudah kontrak dengan sana, dengan beberapa negara itu saya sudah kontrak 500.000," kata Buwas ditemui di di New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Rabu (12/04). Selain empat negara tersebut, saat ini Buwas menyebut Bulog juga sedang menjajaki dengan Myanmar. Ia mengatakan, dengan kontrak tersebut dipastikan pasokan 500.000 ton beras sudah aman. Adapun rencana impor tersebut akan digunakan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP). Di mana tahun ini Bulog mendapatkan kuota penugasan impor beras sebanyak 2 juta ton untuk CBP yang didatangkan bertahap.
Baca Juga: Bulog Sudah Teken Kontrak dengan 4 Negara Terkait Rencana Impor 500.000 Ton Beras "Jadi sudah aman, saya
nggak mau spekulasi, harus pasti semua. Itu kan untuk CBP, kalau CBP
nggak ada masalah, cuman saya mendatangkannya bertahap dari yang kuotanya 2 juta tadi, dilihat situasinya, kalau nanti serapan kita banyak ya
nggak perlu, hanya cukup 500.000 ini ya selesai," jelasnya.
Rencana kedatangan impor 500.000 ton beras nanti akan digunakan untuk CBP. Selanjutnya, CBP akan disalurkan untuk program bantuan pangan. Beras bantuan pangan tersebut disalurkan Bulog sebanyak 10 kilogram untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Buwas juga menyebut, beras dari empat negara tersebut secara kualitas sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Hasil laboratorium untuk kualitas beras juga sudah dipegang oleh Bulog. "Sudah. Cocok. Hasil labnya sudah ada di saya kok. Sekarang hasil lab berasnya sudah ada di saya. Artinya, kualitasnya harus seperti ini, besok kalau mereka
datangin nggak ini ya saya komplain," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .