Bulog Sebut Impor Beras Tahun 2024 Bisa Lebih 2 Juta Ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan impor beras tahun 2024 ini diprediksi bisa lebih 2 juta ton. 

"Sudah di bicarakan kemungkinan lebih dari 2 juta ton (impor beras)," kata Bayu dalam konferensi pers di kantornya, Jum'at (12/1). 

Meski begitu, Bayu menegaskan bahwa penugasan tambahan itu belum diputuskan. Penugasan impor resmi yang didapatkanya saat ini baru 2 juta ton dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk realisasi tahun 2024. 


Penugasan impor ini, ditegaskan oleh Bayu, dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Tujuannya untuk melakukan intervensi harga jika sewaktu-waktu harga beras sedang tinggi. 

Baca Juga: Bulog Prediksi Harga Beras Tahun Ini Bakal Tetap Tinggi

Khusus untuk penugasan 2024 ini, Bulog belum melakukan realisasi. Bayu menegaskan Bulog masih merampungkan penugasan 500 ribu ton sisa impor tahun lalu yang diperpanjang sampai awal tahun ini. 

"500.000 ton impor ini diselesaikan tahun ini sumbernya dari Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan," jelas Bayu. 

Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan impor tahun ini dilakukan sebagai respons penurunan produksi karena cuaca ekstrem El-Nino. 

Hal ini juga mengacu pada data BPS yang memprediksi produksi beras Januari-Februari masih defisit sebesar 2,8 juta ton. 

"Kalau sekarang tidak mengimpor, terus nanti harga melambung tinggi, nanti nanya lagi pemerintah gak bisa jaga harga," kata Arief ditempat yang sama. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia sudah mengamankan 3 juta ton beras berasal dari komitmen India dan Thailand untuk pengadaan beras tahun 2024. Di mana 2 juta ton diamankan dari Thailand dan 1 juta ton dari India. 

"Untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan memang itu harus kita lakukan. Artinya kita sudah dapatkan tandatangan satu (juta ton) kemudian dua (juta ton) dari Thailand. Rasa aman kita dapat urusan pangan," kata Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli