JAKARTA. Untuk meredam lonjakan harga, Perum Bulog segera mengguyur pasar gula kristal putih yang mereka impor pekan lalu, sebanyak 7.800 ton. Sebanyak 6.000 ton di antaranya akan dilepas di Jakarta. Adapun sisanya di luar wilayah ibukota. Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso bilang, perusahaannya akan menjual gula impor asal Thailand tersebut dengan harga eceran tertinggi Rp 10.000 per kilogram. "Masuknya gula impor akan mempengaruhi harga gula di dalam negeri," katanya, Selasa (26/1).Perusahaan logistik pelat merah itu total mendatangkan gula dari Negeri Gajah Putih sebanyak 48.450 ton. Mustafa memperkirakan, pemanis makanan dan minuman ini akan masuk ke Indonesia paling lambat pada pertengahan Februari 2010. Selain Jakarta, Bulog juga akan mendistribusikan gula impor mereka ke Sumatra Barat sebanyak 4.000 ton, Sumatra Selatan 4.450 ton, Riau 5.000 ton, dan Bengkulu 2.000 ton. Kemudian, Lampung sebanyak 5.000 ton, dan Jawa Barat sebanyak 21.000 ton.Menurut Sutarto, Bulog akan menjual semua gula impor tersebut melalui mekanisme pasar. "Kecuali kalau ada permintaan dari pemerintah untuk melakukan operasi pasar murah," ujar dia. Dengan catatan, pemerintah harus memberikan subsidi harga. Cuma, Sutarto mengaku, pihaknya tidak bisa memenuhi seluruh kontrak pengadaan gula impor sebanyak 50.000 ton pada tahun ini. "Lebih karena kendala teknis,” papar Sutarto. Namun dia enggan menjelaskan detail kendala teknis itu.Kepala Hubungan Masyarakat Bulog Basirun menambahkan, dari 48.450 ton gula impor itu, sebanyak 32.000 ton di antaranya dibeli dari Wee Tiong Pte Ltd. Dan sisanya diborong dari Maxwill Trading Co. Ltd. Gula sebanyak itu masuk ke Indonesia melalui sejumlah pelabuhan. Yakni, Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, sebanyak 4.000 ton, Dumai 5.000 ton, Pulau Bai, Bengkulu 2.000 ton, Palembang 4.450 ton, Pelabuhan Lampung 5.000 ton, dan Tanjung Priok, Jakarta, 28.000 ton.Memang, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, sebaiknya perusahaan yang mengantongi izin impor gula tidak merealisasikan seluruh kontrak impor mereka. "Kenapa harus tercapai semua impornya, kalau lebih sedikit lebih baik, kan," ujar dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bulog Segera Mengguyur Gula Impor ke Pasar
JAKARTA. Untuk meredam lonjakan harga, Perum Bulog segera mengguyur pasar gula kristal putih yang mereka impor pekan lalu, sebanyak 7.800 ton. Sebanyak 6.000 ton di antaranya akan dilepas di Jakarta. Adapun sisanya di luar wilayah ibukota. Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso bilang, perusahaannya akan menjual gula impor asal Thailand tersebut dengan harga eceran tertinggi Rp 10.000 per kilogram. "Masuknya gula impor akan mempengaruhi harga gula di dalam negeri," katanya, Selasa (26/1).Perusahaan logistik pelat merah itu total mendatangkan gula dari Negeri Gajah Putih sebanyak 48.450 ton. Mustafa memperkirakan, pemanis makanan dan minuman ini akan masuk ke Indonesia paling lambat pada pertengahan Februari 2010. Selain Jakarta, Bulog juga akan mendistribusikan gula impor mereka ke Sumatra Barat sebanyak 4.000 ton, Sumatra Selatan 4.450 ton, Riau 5.000 ton, dan Bengkulu 2.000 ton. Kemudian, Lampung sebanyak 5.000 ton, dan Jawa Barat sebanyak 21.000 ton.Menurut Sutarto, Bulog akan menjual semua gula impor tersebut melalui mekanisme pasar. "Kecuali kalau ada permintaan dari pemerintah untuk melakukan operasi pasar murah," ujar dia. Dengan catatan, pemerintah harus memberikan subsidi harga. Cuma, Sutarto mengaku, pihaknya tidak bisa memenuhi seluruh kontrak pengadaan gula impor sebanyak 50.000 ton pada tahun ini. "Lebih karena kendala teknis,” papar Sutarto. Namun dia enggan menjelaskan detail kendala teknis itu.Kepala Hubungan Masyarakat Bulog Basirun menambahkan, dari 48.450 ton gula impor itu, sebanyak 32.000 ton di antaranya dibeli dari Wee Tiong Pte Ltd. Dan sisanya diborong dari Maxwill Trading Co. Ltd. Gula sebanyak itu masuk ke Indonesia melalui sejumlah pelabuhan. Yakni, Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, sebanyak 4.000 ton, Dumai 5.000 ton, Pulau Bai, Bengkulu 2.000 ton, Palembang 4.450 ton, Pelabuhan Lampung 5.000 ton, dan Tanjung Priok, Jakarta, 28.000 ton.Memang, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, sebaiknya perusahaan yang mengantongi izin impor gula tidak merealisasikan seluruh kontrak impor mereka. "Kenapa harus tercapai semua impornya, kalau lebih sedikit lebih baik, kan," ujar dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News