Bulog Serap 770.000 Ton Beras Hingga Juli 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dalam meningkatkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bersama Perum Bulog dipastikan mengutamakan produksi petani dalam negeri. 

Hal ini diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Perum Bulog dengan Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) di Jakarta, pada Rabu (31/7).

Nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Ketua Umum PERPADI Sutarto Alimoeso melingkupi kerja sama penguatan CBP, kerja sama pengadaan gabah dan beras petani serta penyaluran dan penjualan beras petani dan pangan lain. 


Selain itu juga berkaitan dengan pemanfaatan infrastruktur pengolahan, kemitraan budi daya pertanian Mitra Tani, dan kampanye bersama mendorong petani muda.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, stabilitas beras perlu terus dijaga sampai akhir tahun. Pemerintah juga ingin agar ada stok beras cukup dari tahun 2024 ke tahun 2025, sampai masa panen berikutnya.

"Kalau lagi panen yang banyak, simpan. Nanti pas paceklik, guyur. Ilmunya sederhana tapi perlu banyak dukungan," ujar Arief dalam keterangan pers, Kamis (1/8).

Baca Juga: Bulog Sudah Impor 2,5 Juta Ton Beras, Didominasi dari Thailand dan Vietnam

Terkait realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog hingga 30 Juli telah mencapai 770,6 ribu ton.

Capaian penyerapan beras dalam negeri di paruh pertama tahun ini bergerak cukup positif dan signifikan, jika dibandingkan dengan total penyerapan setahun penuh di 2023 yang sejumlah 1,06 juta ton.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, dukungan Perpadi diperlukan untuk terus mendukung pengadaan CBP. Sebab, pembangunan sektor pertanian harus kompak dari hulu ke hilir. 

"(Lalu) mohon kepada Bulog yang jaringannya ada di mana-mana, kami mohon betul-betul, (penyerapan dalam negeri) jangan nambah 1.000 ton. (Kalau bisa) 1 juta ton, minimal 600.000 ton," ujar Sudaryono.

Sebagaimana diketahui, penugasan tambahan pengadaan CBP dalam negeri ke Bulog sebesar 600.000 ton diperlukan untuk menopang kebutuhan beras program intervensi pemerintah, antara lain kelanjutan program bantuan pangan beras di Agustus, Oktober, dan Desember yang memerlukan 662.000 ton. 

Kemudian penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga akhir tahun perlu sekitar 500.000 ton. Di samping itu, target stok beras di akhir 2024 minimal Bulog ada 1,2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari