KONTAN.CO.ID - KARAWANG. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi melaporkan total serapan jagung dalam negeri baru mencapai 18.000 ton. Bayu mengatakan sebagian besar serapan ini didapatkan dari dua sentra produksi yaitu Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kepulauan Mangondo Gorontalo. "Sebagian besar dari dua daerah itu, sementara daerah lainnya ada tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ungkap Bayu saat mengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Karawang, Senin (20/5).
Sementara dari daerah lainnya seperti Jawa Timur, menurut Bayu hanya berkontribusi beberapa ratus ton dari total 18.000 ton.
Baca Juga: Bisi International (BISI) Serap Belanja Modal Rp 70 Miliar Sepanjang Kuartal I-2024 Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan penyerapan jagung pada saat panen raya ini demi menjaga harga di tingkat petani tidak anjlok. Selain itu selama masa panen ini, pemerintah juga menghentikan importasi jagung. "Jagung ini produksinya dalam dua bulan terakhir Maret dan April produksinya paling tinggi Maret lalu, makanya importasi jagung pakan telah kita hentikan demi menyambut panen raya seperti saat ini," ujarnya. Selain itu, untuk mengantisipasi harga agar tidak terjatuh lebih dalam, pihaknya menugaskan Perum Bulog dan mendorong pelaku usaha serta stakeholder jagung untuk menyerap secara optimal hasil panen petani. Langkah antisipasi penurunan harga jagung di sentra produsen dilakukan pemerintah dengan mendorong mobilisasi jagung, baik melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) maupun business to business. Kegiatan berupa mobilisasi pangan dari suatu daerah yang berlebih ke daerah yang defisit ini menjadi program intervensi yang konsisten diimplementasikan pemerintah. Untuk komoditas jagung, realisasi mobilisasi jagung hingga saat ini mencapai 75 ton.
Baca Juga: Pastikan Cadangan Pangan, Badan Pangan Nasional Merevisi Perpres Cadangan Pangan “Intinya kami di Badan Pangan Nasional bersama seluruh stakeholder jagung akan melaksanakan secara kolaboratif agar ekosistem pangan kita terjaga dan tidak ada gejolak yang berlebih. Semua harus dapat seimbang dan wajar di semua lini, baik di produsen, pedagang atau pelaku usaha, dan konsumen. Itu perintah Bapak Presiden," kata dia. "Selanjutnya, kita akan intensifkan semua program yang dapat diimplementasikan agar jerih payah petani dapat dihargai secara baik,” tambah Arief. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi