KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peraturan Badan Pangan Nasional mengenai cadangan pangan pemerintah (CPP) tahap 1 untuk padi, jagung dan kedelai (Pajale) sudah selesai diharmonisasi dan mendapatkan persetujuan dari Presiden. Targetnya minggu ini aturan tersebut sudah dapat disahkan. Nantinya penugasan CPP tiga komiditi pangan tersebut akan diamanahkan kepada Perum Bulog. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, pihaknya siap melaksanakan penugasan tersebut. Baik dari gudang dan dana sudah disiapkan oleh Bulog, terutama untuk beras. Ia mengatakan, Bulog memiliki gudang dengan kapasitas lebih dari 3,6 juta ton.
Baca Juga: Mulai Tahun 2023 Bulog Pegang Kendali Komoditas Pajale, Ini yang Perlu Disiapkan "Gudang udah siap, dana sudah siap. Penyerapan ataupun distribusi juga udah siap untuk beras," kata Awaludin, Selasa (27/12) Sedangkan untuk jagung, ia menyebut saat ini Bulog sedang membangun
corn drying center (CDC) di sentra produksi jagung. Diharapkan CDC tersebut dapat segera rampung beroperasi dalam waktu dekat. CDC tersebut berada di sentra produksi di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bolaang Mangondow, Gorontalo. CDC tersebut menjadi salah satu persiapan Bulog untuk penugasan CPP pajale tahun depan. Demikian juga dengan kedelai, persiapan dilakukan pada gudang kedelai yang dibangun di beberapa sentra pengrajin tahu tempe. Berbeda dengan beras dan jagung yang akan memaksimalkan produksi dari petani lokal, kedelai masih akan didatangkan dari luar negeri. Bulog telah mendapatkan penugasan untuk impor kedelai sebanyak 300.000 ton. Dimana kedelai akan didatangkan dari Amerika dan Afrika Selatan. Awaludin mengatakan, importasi kedelai dilakukan oleh Bulog sendiri. Menurutnya, proses mendatangkan atau impor melalui banyak tahap. Selain itu pemuatan atau pemindahan barang pada impor bergantung pada banyak faktor, misalnya cuaca. Pasalnya impor dilakukan dengan angkutan kapal.
Baca Juga: Bulog Siap Dengan Tambahan Tugas Setelah Aturan Cadangan Pangan Sah "Proyeksi misal kapan boleh tapi banyak hak yang sangat dimungkinkan berubah bisa lebih cepat atau lambat. Harapannya dateng mudah-mudahan di tahun depan Januari/Februari," ujarnya.
Adapun mengenai impor beras tahun depan, Bulog sudah mendapatkan kontrak dari Vietnam dan Thailand. Namun Awaludin tak merinci berapa jumlah beras yang disepakati dalam kontrak dengan kedua negara tersebut. "Tahun depan impor beras 300.000 ton. Kita sudah kontrak dan kita akan jaga kontrak itu bisa datang sebelum panen. Dari Vietnam Thailand yang pasti," kata Awaludin. Sebagai informasi Perum Bulog mendapatkan penugasan untuk impor beras sebanyak 500.000 ton. Di mana 200.000 ton didatangkan tahun ini dan sisanya di tahun depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi