JAKARTA. Dalam rangka menstabilkan harga pangan, pemerintah melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berkontribusi meredam gejolak harga pangan. Perum Bulog merupakan BUMN yang mendapat porsi terbesar dalam hal menjalankan tugas stabilisasi harga pangan. BUMN pangan ini akan menstabilkan harga pangan sejumlah komoditas seperti beras, jagung dan kedelai. Di luar tugas pokok itu, Bulog juga menstabilkan harga daging, gula, bawang merah, dan minyak goreng. Dalam rangka menjalankan penugasan pemerintah, Perum Bulog menyiapkan modal sebesar Rp 27,8 triliun yang terdiri dari Rp 23,45 triliun untuk pengadaan beras PSO, dan Rp 4,42 triliun untuk pengadaan beras komersil.
Selain itu, Bulog juga menyiapkan anggaran lain untuk pengadaan gula sebesar 8,45 triliun untuk 818,590 ton. Untuk jagung, Bulog menganggarkan Rp 2,67 triliun untuk menyerap 900.000 ton jagung. Selain itu, untuk pengadaan kedelai dari luar negeri, Bulog menyiapkan anggaran sebesar Rp 2,80 miliar untuk mendatangkan 500 ton kedelai, Rp 11,25 miliar untuk menyerap bawang merah, sebanyak 500 ton, Rp 525 miliar untuk menyerap minyak goreng sebesar Rp 47.112 ton dan daging sapi sebesar RP 3,58 untuk 70.000 ton daging. Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan sebagian anggaran pengadaan Bulog ini sebagian besar merupakan pinjaman dari perbankan dengan jaminan dari pemerintah. Untuk melaksanakan tugas stabilisasi harganya, sebagai BUMN Bulog tetap harus mendapatkan untung alias tidak merugi. "Bila harga pangan bergejolak maka menjadi tugas kami menstabilkan harga," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (26/1). Untuk mendukung tugasnya, Bulog juga bekerjasama dengan BUMN lain seperti PT Pertani untuk menyalurkan gula dan mengandeng Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADD) untuk menyalurkan daging kerbau dan sapi. Bulog optimis kerjasama dengan sesama BUMN dan pihak swasta dalam menstabilkan harga pangan dapat menjaga fluktuasi harga pangan.
Selain itu, Bulog juga menyiapkan pembangunan infrastruktur pangan. Pada tahun 2017, Bulog akan membangun 23 unit ugdang baru di sejumlah lokasi dengan anggaran sebesar Rp 133 miliaryang bersumber dari dana internal perusahaan. Bulog juga akan membangun infrastruktur lainya dengan anggaran sebesar Rp 2 triliun yang berasal dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2016. Nantinya Bulog akan membangun Modern Rice Milling Plan (MRMP) terintegrasi, pembangunan dryer dan silo jagung, serta pembangunan gudang kedelai. Sementara itu, untuk pengadaan Raskin, Bulog masih menunggu penguasan resmi dari pemerintah. Namun Bulog tetap mempersiapkan alokasi raski untuk 15,7 juta rumah tangga sejahtera (RTS) yang terdiri dari 1,6 juta RTS yang menggunakan vocer melalui bantuan pangan non tunai dan 14,2 juta RTS lainya masih menggunakan mekanisme sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia