JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan, pemerintah belum mencairkan sepeserpun dana program beras untuk keluarga miskin (Raskin) tahun 2014. Akibatnya, Bulog harus menanggung beban utang lebih dari Rp 22 triliun pada tahun anggaran 2014. "Kami sudah salurkan 1,6 juta ton pembelian kita sudah 1,5 juta ton. Jadi 1,5 tambah 1,6 itu artinya sudah 3,1 juta ton kalau dikalikan kira-kira Rp 7.000 (per kg), jadi sudah Rp 22,2 triliun," ujar Sutarto Alimoeso di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/6).Sutarto menjelaskan, utang sebesar Rp 22,2 triliun tersebut bisa mengganggu kinerja Bulog dimasa yang akan datang. Pasalnya, utang tersebut akan terus dikenai bunga sebesar Rp 6,3 miliar per hari apabila pemerintah tidak segera mencairkan dana untuk membayar utang tersebut. "Kalau tidak segera dibayar tentunya menambah bunga Rp 6,3 miliar per hari, itu semua kan kredit," katanya. Sebenarnya, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait mekanisme pencairan dana untuk raskin sudah ditandatangani tanggal 28 Mei 2014. Tetapi hingga saat ini dana Public Service Obligation (PSO) belum juga cair. Hal inilah yang menyebabkan Bulog menanggung beban utang Rp 22,2 triliun. Sutarto berharap, pemerintah segera mecairkan dana tersebut. Dengan begitu menurut Sutarto, pemerintah tidak akan terbebani utang yang terus meningkat. (Yoga Sukmana)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bulog terlilit utang Rp 22 triliun
JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan, pemerintah belum mencairkan sepeserpun dana program beras untuk keluarga miskin (Raskin) tahun 2014. Akibatnya, Bulog harus menanggung beban utang lebih dari Rp 22 triliun pada tahun anggaran 2014. "Kami sudah salurkan 1,6 juta ton pembelian kita sudah 1,5 juta ton. Jadi 1,5 tambah 1,6 itu artinya sudah 3,1 juta ton kalau dikalikan kira-kira Rp 7.000 (per kg), jadi sudah Rp 22,2 triliun," ujar Sutarto Alimoeso di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/6).Sutarto menjelaskan, utang sebesar Rp 22,2 triliun tersebut bisa mengganggu kinerja Bulog dimasa yang akan datang. Pasalnya, utang tersebut akan terus dikenai bunga sebesar Rp 6,3 miliar per hari apabila pemerintah tidak segera mencairkan dana untuk membayar utang tersebut. "Kalau tidak segera dibayar tentunya menambah bunga Rp 6,3 miliar per hari, itu semua kan kredit," katanya. Sebenarnya, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait mekanisme pencairan dana untuk raskin sudah ditandatangani tanggal 28 Mei 2014. Tetapi hingga saat ini dana Public Service Obligation (PSO) belum juga cair. Hal inilah yang menyebabkan Bulog menanggung beban utang Rp 22,2 triliun. Sutarto berharap, pemerintah segera mecairkan dana tersebut. Dengan begitu menurut Sutarto, pemerintah tidak akan terbebani utang yang terus meningkat. (Yoga Sukmana)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News