SOLO. Perum Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) III Surakarta telah menurunkan satuan tugas (Satgas) Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) untuk menyerap hasil panen petani yang diperkirakan secara serempak pada awal April 2015. Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Yudi Prakasa Yudha, di Solo, Jumat, mengatakan, pihaknya telah menurunkan dua tim Satgas UPGB Perum Bulog untuk melakukan penyerapan gabah hasil panen di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Menurut Yudi Prakasa Yudha, sejak turunnya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) melalui Instruksi Presiden (Impres) Nomor 5/2015, per 17 Maret tahun ini, bulog langsung melakukan penyerapan hasil panen petani. Yudi Prakasa Yudha mengatakan, HPP sesuai Impres No.5/2015 yakni untuk gabah kering panen (GKP) dengan kadar air (Ka) maksimal 25%, dan hampa kotor maksimal 10%, harga Rp 3.750 per kg, gabah kering giling (GKG) Ka maksimal 14%, hampa kotor 10%, harga Rp4.650/kg, sedangkan beras medium Ka 14%, derajad sosok 95%, butir pendek dan menir masing-masing 20%, harganya dipatok Rp 7.300/kg. "HPP 2015 ini, mengalami kenaikan sekitar 10,3% dibanding tahun sebelumnya," katanya. Yudi Prakasa Yudha mengatakan, realisasi pengadaan pangan tahun ini, masih sekitar 105 ton gabah kering giling. Bulog Surakarta menargetkan pengadaan pangan sebanyak 90 ribu ton setara beras hingga akhir Desember mendatang. Namun, pihaknya dengan menurunkan Satgas UPGB Perum Bulog sebagai mitra kerja diharapkan mampu menyerah gabah petani dengan maksimal pada panen raya diperkirakan awal April mendatang. Pihaknya pada masa panen raya yang diperkirakan awal April hingga Mei bulan depan menargetkan mampu menyerap gabah petani sekitar 30 ribu hingga 40 ribu ton. "Kami optimistis dengan mengandeng sebanyak 95 mitra kerja Bulog tahun ini, mampu memenuhi target pengadaan pangan sebanyak 90 ribu ton setara beras," katanya. Menyinggung soal lokasi menyerapan gabah petani, Yudi Prakasa Yudha menjelaskan, pihaknya akan melakukan dimana saja termasuk di wilayah eks Keresidenan Surakarta seperti Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Klaten dan Kota Solo. "Kami sudah menyiapkan sebanyak sembilan gudang penyimpanan milik Bulog, dengan kapasitas sekitar 100 ribu ton. Gudang kapasitas terbanyak di Klaten dengan kemampuan menyimpan beras mencapai 24 ribu ton, sedangkan lainnya masih di bawahnya," katanya. Dia menjelaskan, stok pangan di Perum Bulog Subdiivre III Surakarta hingga sekarang sebanyak 24 ribu ton setara beras atau mampu memenuhi kebutuhan pangan di wilayah ini, hingga tiga empat bulan ke depan. "Kami berharap dengan adanya harga dasar HPP sesuai Impres No.5/2015 itu, mampu mengantisipasi jika harga gabah di tingkat petani anjloknya karena bersamaan panen raya. HPP ini, bisa menahan turunkan harga gabah saat panen raya," kata Yudi Prakasa Yudha. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bulog turunkan Satgas serap hasil panen petani
SOLO. Perum Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) III Surakarta telah menurunkan satuan tugas (Satgas) Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) untuk menyerap hasil panen petani yang diperkirakan secara serempak pada awal April 2015. Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Yudi Prakasa Yudha, di Solo, Jumat, mengatakan, pihaknya telah menurunkan dua tim Satgas UPGB Perum Bulog untuk melakukan penyerapan gabah hasil panen di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Menurut Yudi Prakasa Yudha, sejak turunnya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) melalui Instruksi Presiden (Impres) Nomor 5/2015, per 17 Maret tahun ini, bulog langsung melakukan penyerapan hasil panen petani. Yudi Prakasa Yudha mengatakan, HPP sesuai Impres No.5/2015 yakni untuk gabah kering panen (GKP) dengan kadar air (Ka) maksimal 25%, dan hampa kotor maksimal 10%, harga Rp 3.750 per kg, gabah kering giling (GKG) Ka maksimal 14%, hampa kotor 10%, harga Rp4.650/kg, sedangkan beras medium Ka 14%, derajad sosok 95%, butir pendek dan menir masing-masing 20%, harganya dipatok Rp 7.300/kg. "HPP 2015 ini, mengalami kenaikan sekitar 10,3% dibanding tahun sebelumnya," katanya. Yudi Prakasa Yudha mengatakan, realisasi pengadaan pangan tahun ini, masih sekitar 105 ton gabah kering giling. Bulog Surakarta menargetkan pengadaan pangan sebanyak 90 ribu ton setara beras hingga akhir Desember mendatang. Namun, pihaknya dengan menurunkan Satgas UPGB Perum Bulog sebagai mitra kerja diharapkan mampu menyerah gabah petani dengan maksimal pada panen raya diperkirakan awal April mendatang. Pihaknya pada masa panen raya yang diperkirakan awal April hingga Mei bulan depan menargetkan mampu menyerap gabah petani sekitar 30 ribu hingga 40 ribu ton. "Kami optimistis dengan mengandeng sebanyak 95 mitra kerja Bulog tahun ini, mampu memenuhi target pengadaan pangan sebanyak 90 ribu ton setara beras," katanya. Menyinggung soal lokasi menyerapan gabah petani, Yudi Prakasa Yudha menjelaskan, pihaknya akan melakukan dimana saja termasuk di wilayah eks Keresidenan Surakarta seperti Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Klaten dan Kota Solo. "Kami sudah menyiapkan sebanyak sembilan gudang penyimpanan milik Bulog, dengan kapasitas sekitar 100 ribu ton. Gudang kapasitas terbanyak di Klaten dengan kemampuan menyimpan beras mencapai 24 ribu ton, sedangkan lainnya masih di bawahnya," katanya. Dia menjelaskan, stok pangan di Perum Bulog Subdiivre III Surakarta hingga sekarang sebanyak 24 ribu ton setara beras atau mampu memenuhi kebutuhan pangan di wilayah ini, hingga tiga empat bulan ke depan. "Kami berharap dengan adanya harga dasar HPP sesuai Impres No.5/2015 itu, mampu mengantisipasi jika harga gabah di tingkat petani anjloknya karena bersamaan panen raya. HPP ini, bisa menahan turunkan harga gabah saat panen raya," kata Yudi Prakasa Yudha. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News