Bulu mata lokal, lebih disukai di luar negeri



JAKARTA. Sepertinya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk buatan dalam negeri masih kurang. Buktinya, produk bulu mata bikinan produsen lokal masih sedikit yang menyerap. Yang terjadi justru sebaliknya. Dimana produk bulu mata lokal lebih laris di luar negeri.

Seperti yang diungkapkan oleh Dennis Aditya Salim Vice Director PT Braling Wisnu Satriya, produsen bulu mata asal Purbalingga. Dennis mengaku bahwa produknya lebih laku di ekspor ketimbang di jual di dalam negeri. “Porsi permintaan luar negeri mencapai 90%, sedangkan untuk dalam negeri hanya 10%,” katanya, Jumat (18/10).

Beberapa negara yang membeli bulu mata bikinan Braling seperti Korea Selatan, Jepang, dan Inggris. "Ketiga negara itu yang permintaannya terbesar. Memang negara-negara yang mengutamakan fashion membutuhkan banyak produk bulu mata," tuturnya.


Menurut Dennis, rendahnya permintaan dari dalam negeri dikarenakan harganya dinilai terlalu rendah. Padahal kualitas bulu mata yang diproduksi Braling lebih unggul jika dibandingkan yang dijual di pasaran. "Masyarakat disini lebih suka membeli yang harga murah, bukan kualitas," katanya.

Saat ini Braling memproduksi bulu mata sebanyak 200.000 – 300.000 pasang per bulan. Bulu mata yang diproduksi tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu bulu mata berbahan sintetis, dan bulu mata dari rambut asli atau biasa disebut juga human hair.

Dennis mengungkapkan bahwa untuk kawasan Asia Pasifik, lebih banyak memilih bulu mata dengan jenis sintetis. Sedangkan untuk Eropa dan Amerika, mereka lebih banyak meminta bulu mata dengan jenis human hair.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan