BUMI ajukan restrukturisasi utang Rp 45 triliun!



JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah melakukan negosiasi dengan para kreditur. Tidak hanya dengan kreditur obligasi, melainkan kreditur dari lembaga keuangan, termasuk Country Forest Limited, anak usaha China Investment Corporation (CIC). 

Andrew Christopher Beckham, Direktur Keuangan BUMI mengatakan, pihaknya tengah melakukan restrukturisasi utang besar-besaran (global debt restructuring). Total nilai restrukturisasi utang mencapai US$ 3,37 miliar. 

Dengan menggunakan kurs Rp 12.000 per dollar AS, jumlah itu setara dengan Rp 44,77 triliun. Ia merinci, utang-utang yang direstrukturisasi adalah Guaranteed Convertible Bond I milikEnercoal Resources senilai US$ 375 juta. Kemudian, sisa utang CIC senilai US$ 1,03 miliar dan Guraranteed Senior Secured Notes terbitan Bumi Capital Pte. Ltd senilai US$ 300 juta. 


Utang Credit Suisse 2010 Facility-2 (Amended & Restated) senilai US$ 117,5 juta, Guaranteed Senior Secured Note II miilk Bumi Investment Pte. Ltd sebesar US$ 700 juta, serta pinjaman UBS AG senilai US$ 62,5 juta. 

Lalu, ada juga pinjaman Axis Bank Limited Facility 2011 senilai US$ 140 juta, Deutsche Bank 2011 Facility sebesar US$ 54 juta, dan China Development Bank Facility sebesar US$ 600 juta. BUMI juga mengajukan restrukturisasi atas pinjaman RBI Loan Facility senilai US$ 80,69 juta, Credit Suisse Facility-2014 sebesar US$ 114,31 juta dan Castleford Investment Holdings Ltd Facility 2013 senilai US$ 150 juta.

Namun, Andrew mengaku belum bisa mengatakan skema restrukturisasi yang akan dilakukan antara perseroan dengan para kreditur. 

"Saat ini kami masih berbicara dengan para kreditur, tiga hingga enam bulan ke depan baru bisa ketahuan seperti apa," ujarnya, Rabu (26/11). 

Ia hanya bilang, semua kreditur akan mendapat perlakuan sama, tidak ada yang mejadi prioritas. Restrukturusasi utang besar-besaran ini lanjutan dari moratorium yang diajukan tiga anak usaha BUMI di Singapura. Ketiga anak usaha itu adalah Bumi Capital Pte. Ltd, Bumi Investment Pte. Ltd. dan Enercoal Resources.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia