BUMI akan garap bisnis petrokimia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah mempersiapkan ekspansi jangka panjang. Anak usaha Grup Bakrie itu akan melakukan diversifikasi usaha dengan menggarap bisnis petrokimia berbasis gasifikasi batubara.

"Ini merupakan rencana jangka panjang yang memang sudah kami pikirkan belakangan ini," ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava kepada KONTAN, Rabu (1/11).

Pabrik tersebut rencananya akan dibangun di Maloy Batuta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Lokasi pabrik akan berada di atas lahan seluas 1.000 hektare (ha). Lahan ini juga akan dikembangkan sebagai kawasan industri.


Nilai investasi pabrik itu ditaksir sekitar US$ 600 juta atau lebih dari Rp 8 triliun. Namun, Dileep belum bersedia merinci sumber pendanaan untuk pembangunan pabrik itu. "Sulit untuk memprediksi sekarang, karena ini masih dalam konsep," imbuh dia.

Yang jelas, BUMI tidak mengerjakan proyek ini sendirian. BUMI menggandeng PT Pupuk Kujang sebagai mitra lokal dalam proyek petrokimia tersebut. Tak hanya itu, BUMI juga akan menggandeng mitra asing.

Saat ini, BUMI tengah menjalankan studi kelayakan terkait proyek tersebut. Studi kelayakan diharapkan bisa tuntas tahun depan. Selanjutnya, BUMI akan mencari pendanaan untuk investasi itu. "Akan kami umumkan rincian rencana ini pada waktunya. Untuk saat ini, kami masih fokus terlebih dahulu pada restrukturisasi utang," jelas Dileep.

Sementara itu di bisnis batubara, BUMI tetap memasang target produksi 90 juta ton hingga akhir 2017, atau naik sekitar 5% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu sebesar 86 juta ton. Sepanjang semester I-2017, harga batubara BUMI telah naik sekitar 38% menjadi sebesar US$ 54,8 per ton, dari sebelumnya US$ 39,8 per ton.

Sampai saat ini, BUMI masih belum menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2017. Alasannya, laporan keuangan masih diaudit. Tapi, hingga semester I-2017, BUMI membukukan laba tahun berjalan sebesar US$ 148,62 juta. Kinerja ini membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang rugi US$ 11,82 juta. Laba bersih yang dikantongi BUMI bahkan jauh lebih tinggi dibanding pendapatannya yang hanya US$ 15,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini