JAKARTA. Hari ini, saham milik PT Bumi Resources (BUMI) diburu investor. Tak heran, pada penutupan sesi I, saham BUMI melesat 2,3% menjadi Rp 2.225. Jika dilihat, saham BUMI memang bergerak naik turun dalam sebulan belakangan. Saham BUMI bahkan sempat bertengger di level terendah dalam sebulan di posisi Rp 2 pada 17 September lalu. Namun, belakangan, harga sahamnya kembali naik.Menurut Janson Nasrial, analis pasar modal dari AmCapital, banyak rumor yang berkembang di pasar sehingga mendongkrak saham BUMI. Salah satunya, perusahaan milik Grup Bakrie ini bakal menaikkan harga penawaran saham rights issue menjadi Rp 2.600. "Tapi ini masih sekadar rumor dan belum terbukti," jelasnya. Janson juga bilang, sebelumnya manajemen BUMI memastikan tidak ada perubahan harga saham rights issue di level Rp 2.300. Khusus untuk saham ini, Janson memilih netral alias tidak memberikan rekomendasi. Ada beberapa alasan yang dikemukakan. Pertama, nilai price earning ratio (PER) BUMI paling rendah dibanding dengan perusahaan batu bara lainnya, yakni sebesar 8,4 kali. Kedua, jumlah utang BUMI sudah sangat tinggi dan mengkhawatirkan. "Kalau sewaktu-waktu tingkat suku bunga naik, beban bunga BUMI bisa melonjak tajam," imbuhnya. Untuk saham batubara, Janson malah merekomendasikan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Adaro Energy (ADRO).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BUMI bakal naikkan harga saham rights issue?
JAKARTA. Hari ini, saham milik PT Bumi Resources (BUMI) diburu investor. Tak heran, pada penutupan sesi I, saham BUMI melesat 2,3% menjadi Rp 2.225. Jika dilihat, saham BUMI memang bergerak naik turun dalam sebulan belakangan. Saham BUMI bahkan sempat bertengger di level terendah dalam sebulan di posisi Rp 2 pada 17 September lalu. Namun, belakangan, harga sahamnya kembali naik.Menurut Janson Nasrial, analis pasar modal dari AmCapital, banyak rumor yang berkembang di pasar sehingga mendongkrak saham BUMI. Salah satunya, perusahaan milik Grup Bakrie ini bakal menaikkan harga penawaran saham rights issue menjadi Rp 2.600. "Tapi ini masih sekadar rumor dan belum terbukti," jelasnya. Janson juga bilang, sebelumnya manajemen BUMI memastikan tidak ada perubahan harga saham rights issue di level Rp 2.300. Khusus untuk saham ini, Janson memilih netral alias tidak memberikan rekomendasi. Ada beberapa alasan yang dikemukakan. Pertama, nilai price earning ratio (PER) BUMI paling rendah dibanding dengan perusahaan batu bara lainnya, yakni sebesar 8,4 kali. Kedua, jumlah utang BUMI sudah sangat tinggi dan mengkhawatirkan. "Kalau sewaktu-waktu tingkat suku bunga naik, beban bunga BUMI bisa melonjak tajam," imbuhnya. Untuk saham batubara, Janson malah merekomendasikan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Adaro Energy (ADRO).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News