BUMI belum berniat lepas Gallo Oil



JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum berencana melepas blok minyak dan gas di Yaman meski tak kunjung berproduksi. Kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen BUMI bersikukuh mengebor satu sumur di Blok R2 yang dioperasikan lewat Gallo Oil. "Kami tetap yakin ada potensi (migas) di sana," kata  Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava, Selasa (20/5).BUMI juga berencana mengebor lanjutan di sumur Al Rizq Blok 13 untuk menghitung cadangan gas di areal tersebut. Tapi, perlu dicatat, rencana pengeboran di dua blok itu baru akan dilakukan jika situasi politik di Yaman sudah kembali stabil. Faktor ini memang menjadi dalih utama BUMI ketika tak juga berhasil mengembangkan Gallo hingga tahap eksploitasi. Imbasnya, BUMI harus meminta perpanjangan izin eksplorasi Gallo kepada pemerintah Yaman berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan keuangan BUMI kuartal pertama 2014, Gallo kembali memperoleh perpanjangan izin eksplorasi blok R2 dan 13 masing-masing hingga 1 April 2015 dan 14 mei 2015. Akibat masih mempertahankan blok minyak dan gas itu, biaya eksplorasi yang harus dikucurkan terus membengkak. Per 31 Maret 2014, biaya eksplorasi Blok R2 yang sudah dikeluarkan BUMI mencapai US$ 166,58 juta sementara biaya eksplorasi Blok 13 mencapai US$ 205,24 juta.BUMI pernah menjajaki penjualan saham Gallo Oil. Pada 28 Desember 2009, BUMI pernah mengikat perjanjian jual beli atas 7,4 juta atau setara 20% saham Gallo kepada Florenceville Financial Ltd.Namun, pada 21 April 2011, kedua belah membatalkan transaksi jual beli tersebut. Alasannya, Florenceville gagal meraih pendanaan karena situasi politik di Yaman yang memanas kala itu.Pembatalan ini membuat BUMI harus merugi US$ 35,89 juta yang sebelumnya sudah diakui sebagai keuntungan atas penjualan saham dalam laporan keuangan 2009. Pada perdagangan Selasa (20/5), harga BUMI ditutup turun 1,42% ke level Rp 209 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can