JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimistis bisa mendapat izin efektif
rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pekan depan. Kemarin, BUMI telah menandatangani surat perjanjian wali amanat dengan salah satu bank lokal. "Prospektus final dan perjanjian wali amanat sudah kami sampaikan ke OJK," ujar Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perushaan BUMI, kemarin. Ia menargetkan izin efektif OJK bisa diperoleh pada 21 Juni atau 22 Juni nanti. BUMI beberapa kali gagal memperoleh izin efektif untuk aksi korporasi ini. Sebelumnya, OJK meminta BUMI melengkapi dokumen rincian utang yang akan dikonversi melalui
rights issue dan penerbitan obligasi wajib konversi (OWK).
BUMI menggunakan pembukuan laporan keuangan tahun 2016 dalam aksi korporasi ini. Sehingga, BUMI harus memperoleh izin efektif
rights issue maksimal di akhir Juni. Bila tidak, perusahaan ini harus mengulang proses dari awal. Sesuai rencana, BUMI akan menerbitkan 28,75 miliar saham seri A dengan harga Rp 926,16 per saham. Alhasil, nilainya mencapai US$ 2,01 miliar, atau setara dengan Rp 26,62 triliun. Bersamaan dengan itu, BUMI juga menerbitkan OWK Rp 8,45 triliun, setara US$ 639 juta. Sehingga, nilai total aksi korporasi BUMI mencapai Rp 35,07 triliun. Perwakilan kreditur Menyusul rencana restrukturisasi utang tersebut, BUMI juga mulai menempatkan perwakilan darei para kreditur dalam jajaran manajemen. Penambahan direksi dan komisaris ini telah disetujui rapat umum pemegang saham (RUPS) BUMI, kemarin. Jinping Ma didapuk menjadi salah satu komisaris BUMI. Jinping Ma merupakan perwakilan dari kreditur China Investment Corporation (CIC). Perwakilan CIC lainnya yang juga masuk jajaran komisaris adalah Benjamin Mao. Lalu, Thomas M. Kearney menjadi komisaris yang mewakili Argentum Funds. Dua nama lokal, yakni Kanaka Puradiredja dan Y.A Didik Cahyanto, menjadi komisaris independen BUMI. BUMI juga menempatkan perwakilan dari CIC sebagai direktur, yakni Wayne Yao dan Haiyong Yu. Lalu, satu direktur lain merupakan perwakilan China Development Bank yaitu Ruan Xuefeng. Kabar baru ini membuat saham BUMI bergerak di zona hijau dan mencatat kenaikan 1,8% menjadi Rp 338 per saham. Riska Afriani, Analis OSO Sekuritas menilai, berita ini memang menjadi katalis positif bagi saham BUMI. Tapi, pergerakan harga BUMI juga dipengaruhi oleh spekulasi. "Jadi, jika mengacu pada ekspektasi izin efektif, ini merupakan kesempatan spekulan atau
trader harian untuk masuk," ujar Riska. Menurutnya, harga saham BUMI pekan depan akan bergerak di rentang
support Rp 320 dan
resistance Rp 376. Jika level
resistance ditembus, potensi perolehan
gain bisa lebih besar karena harganya berpotensi menuju Rp 457.
Tapi, investor dengan karakteristik jangka panjang harus hati-hati. Sebab, sentimen izin efektif belum sepenuhnya terkonfirmasi. Riska mengatakan, masuknya perwakilan kreditur dalam jajaran manajemen BUMI memberikan persepsi positif pada aksi korporasi ini. Perwakilan kreditur tersebut bisa mengawal kinerja BUMI di masa depan agar lebih baik. Selain itu, proses konversi utang BUMI bisa berjalan lebih lancar. BUMI juga lebih mudah jika ingin mencari pinjaman baru untuk melunasi utang-utang lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan