BUMI harus kembalikan kepercayaan investor



JAKARTA. Rencana PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengajukan restrukturisasi obligasi konversi senilai US$ 375 juta ditanggapi dingin. William Suryawijaya, Analis Indosurya Asjaya Securities mengatakan, sebagai perusahaan terbuka, BUMI sejatinya wajar saja melakukan restrukturisasi obligasi maupun aksi korporasi lain.

Terlebih rencana itu dilakukan guna menghindarkan BUMI dari gagal bayar (default) obligasi. Masalahnya, kepercayaan investor maupun pemegang obligasi terus menurun pada perusahaan tambang batubara keluarga Bakrie itu.

Hal itu merupakan imbas dari terus melorotnya harga saham BUMI. Pada perdagangan Jumat (6/6), harga BUMI memang kembali ditutup turun 2,02% ke level Rp 194 per saham. Faktor minimnya kepercayaan inilah yang bakal menentukan kelangsungan proses restrukturisasi obligasi BUMI. "Manajemen BUMI perlu meyakinkan investor bahwa restrukturisasi ini akan memperbaiki kinerja keuangan ditandai dengan naiknya harga saham," terang William.


BUMI, lanjut Willam, perlu mencontoh cara emiten-emiten berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menjaga kepercayaan investor. Misalnya, saat harga saham sedang turun karena faktor pasar tidak kondusif, manajemen emiten tersebut mewacanakan pembelian kembali (buyback) saham yang beredar di publik.

"BUMI harus lebih keras mengembalikan kepercayaan investor, karena kalau sudah dipercaya, aksi korporasi apapun pasti akan lancar," ungkap William. Seperti diketahui, BUMI bakal mengajukan permohonan persetujuan restrukturisasi dalam Rapat Para Pemegang Obligasi (RUPO) Konversi pada 20 Juni 2014.

Dalam RUPO itu, BUMI akan meminta persetujuan beberapa poin restrukturisasi seperti memperpanjang jatuh tempo yang sebelumnya 5 Agustus 2014, mengubah harga konversi dan kupon obligasi senilai US$ 375 juta yang diterbitkan anak usahanya, Enercoal Resources Pte. Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa