JAKARTA. Beberapa waktu lalu, Moody’s Investor Service menurunkan peringkat senior secures bond Bumi Resources Tbk (BUMI) dari B2 untuk menjadi B3. Moody's meragukan kemampuan BUMI untuk membiayai utang kupon obligasinya yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, yaitu US$ 150 juta per Agustus. Cuma, Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menilai, penurunan rating itu irasional. Pasalnya, tidak ada utang jatuh tempo sebelum dua atau tiga bulan ke depan. Selain itu, BUMI juga memiliki jangka waktu yang cukup untuk mempertimbangkan langkah refinancing atau langsung menyelesaikan utang dengan opsi monetisasi aset. Usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMI hari ini, Jumat (28/6), Dileep mengatakan, dengan posisi Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) BUMI saat ini sebenarnya sudah cukup untuk membiayai mulai dari belanja modal hingga masalah utang sekalipun. "Jadi, apa yang harus anda khawatirkan?," ujarnya. Meski enggan merinci ketersediaan dana untuk membayar tagihan tersebut, namun Dileep memastikan jika pihaknya bakal melunasi tagihan tersebut. Manajemen memiliki opsi mulai dari pendanaan dari kas internal, mengkonversi utang menjadi saham atau debt to equity swap, refinancing, hingga melakukan monetisasi aset. Terkait opsi mana yang bakal diambil, BUMI masih mengkajinya dengan para pengendali BUMI. Tapi, melihat kondisi harga batubara yang sedang seperti ini, manajemen memastikan tidak akan mengambil porsi yang besar dari kas internal untuk membayar utangnya. "Jadi, opsi yang diutamakan adalah ketiga opsi diluar kas internal. Terkait DES, akan kami kaji lebih dalam sehingga eksekusinya bisa saling menguntungkan," jelas Dileep.
BUMI jamin utang jangka pendeknya bakal lunas
JAKARTA. Beberapa waktu lalu, Moody’s Investor Service menurunkan peringkat senior secures bond Bumi Resources Tbk (BUMI) dari B2 untuk menjadi B3. Moody's meragukan kemampuan BUMI untuk membiayai utang kupon obligasinya yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, yaitu US$ 150 juta per Agustus. Cuma, Direktur & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menilai, penurunan rating itu irasional. Pasalnya, tidak ada utang jatuh tempo sebelum dua atau tiga bulan ke depan. Selain itu, BUMI juga memiliki jangka waktu yang cukup untuk mempertimbangkan langkah refinancing atau langsung menyelesaikan utang dengan opsi monetisasi aset. Usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BUMI hari ini, Jumat (28/6), Dileep mengatakan, dengan posisi Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) BUMI saat ini sebenarnya sudah cukup untuk membiayai mulai dari belanja modal hingga masalah utang sekalipun. "Jadi, apa yang harus anda khawatirkan?," ujarnya. Meski enggan merinci ketersediaan dana untuk membayar tagihan tersebut, namun Dileep memastikan jika pihaknya bakal melunasi tagihan tersebut. Manajemen memiliki opsi mulai dari pendanaan dari kas internal, mengkonversi utang menjadi saham atau debt to equity swap, refinancing, hingga melakukan monetisasi aset. Terkait opsi mana yang bakal diambil, BUMI masih mengkajinya dengan para pengendali BUMI. Tapi, melihat kondisi harga batubara yang sedang seperti ini, manajemen memastikan tidak akan mengambil porsi yang besar dari kas internal untuk membayar utangnya. "Jadi, opsi yang diutamakan adalah ketiga opsi diluar kas internal. Terkait DES, akan kami kaji lebih dalam sehingga eksekusinya bisa saling menguntungkan," jelas Dileep.