JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali terlilit utang obligasi. Kini, utang obligasi yang dimaksud diterbitkan oleh anak usaha perseroan, Bumi Investment Pte. Ltd. Singapore. Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaaan BUMI mengatakan, pihaknya telah menerima informasi dari anak usahanya terkait penundaan pembayaran bunga obligasi. "Pembayaran bunga bulan Oktober 2014 telah ditunda hingga November," ujarnya dalam pernyataan resmi, Rabu (5/11). Mengutip laporan keuangan BUMI per Juni 2014, surat utang yang dimaksud adalah Guaranteed Senior Secured Notes II. Obligasi ini memberikan bunga 10,75% per tahun yang dibayar setiap enam bulan, yaitu pada bulan April dan Oktober.
Nilai pokok obligasi yang diterbitkan pada 30 September 2010 ini sebesar US$ 700 juta. Berarti, bunga yang harusnya dibayar senilai US$ 73,5 juta. Dengan kurs sekitar Rp 12.000 per dollar AS, maka nilai itu setara dengan Rp 889,35 miliar. Obligasi ini memiliki masa jatuh tempo hingga 6 Oktober 2017. Credit Suisse Limietd, cabanb Singapura, Deutsche Bank, dan JP Morgan (S.E.A) Limited bertindak sebagai joint lead manager. Beberapa anak usaha BUMI menjadi penjamin, yaitu PT Sitrade Coal, Kalimantan Coal Limited, Sangatta Holdings Limited, dan Forerunner International Pte. Ltd. Ini merupakan ketiga kalinya dalam tahun ini BUMI kesulitan membayar utang terkait obligasi. Sebelumnya, BUMI terlilit utang bunga obligasi yang diterbitkan Enercoal Resources Pte.Ltd senilai US$ 375 juta. Awalnya, bunga obligasi konvesi ini dibanderol 9,25% per tahun. Adapun, harga konversi ditetapkan Rp 3.366,90 per saham.