BUMI masih menaruh asa pada Gallo Oil



JAKARTA. Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih belum menyerah untuk melanjutkan proyek milik Gallo Oil (Jersey) Ltd  yang berlokasi di Yaman. 

Ari Saptari Hudaya, Direktur Utama BUMI mengatakan, pihaknya masih percaya Gallo Oil masih memiliki prospek yang bagus bagi perseroan ke depan. Walaupun, sejak Maret 1997, proyek ini belum menghasilkan apa-apa. 

Jangankan menghasilkan, BUMI memang belum menggarapnya. Manajemen perseroan mengklaim, di salah satu bloknya, yaitu Blok 13 memiliki potensi yang besar. Namun, Ari mengaku, pihaknya belum bisa mengungkapkan data mengenai potensi produksi di blok tersebut sebelum ada hasil eksplorasi oleh pihak ke tiga.


"Biaya sekali bor mencapai US$ 50 juta, karena (sumur) cukup dalam, jadi waktu itu kami sedang mencari dana untuk itu," kata dia, Senin (6/10).

Gallo Oil memiliki dua blok konsesi di proyek ini. Kedua blok itu adalah Blok 13 dan Blok R2. Pengerjaan proyek di Timur Tengah ini hampir tidak jadi digarap. Hal ini menyusul dana hasil rights issue bisa digunakan untuk pengembangan proyek ini bersama dengan proyek PT Gorontalo Minerals. 

Berdasarkan prospektus rights issue BUMI, dana sebesar US$ 48 juta atau setara dengan Rp 552 miliar (Rp 11.500 per dollar AS) digunakan untuk merealisasikan anggaran program Blok 13 dan blok R2 konsesi hidrokarbon Gallo Oil. 

Namun, saham baru yang ditawarkan untuk membiayai proyek ini tidak diserap investor. Begitu pula dengan proyek Gorontalo. Pada proyek ini perseroan mengalokasikan sekitar US$ 32,58 juta atau sekitar Rp 374,67 miliar dari rights issue.

Tetapi, Ari bilang, pihaknya mendapat kemudahan dari para kontraktor berupa project financing. Para kontraktor ini bersedia dibayar dengan saham BUMI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia