LONDON. Perusahaan batubara Bumi Plc segera mengumumkan rencana pembentukan dewan direksi baru yang jumlahnya lebih kecil dan nama perusahaan baru sebagai upaya untuk memutuskan hubungannya dengan konflik di antara para investornya yang sudah berlangsung selama dua tahun demikian lapor kantor berita Reuters Minggu (27/1). Dewan direksi akan mengumumkan rencana itu dalam sebuah dokumen yang akan dikirimkan kepada pemegang saham minggu ini dan sesegera mungkin mengumumkan pimpinan baru anak perusahaannya Berau Coal. Sumber Reuters tersebut mengatakan, Eko Budianto, direktur operasi Berau,akan mengambil alih posisi Rosan Roeslani sebagai Direktur Utama Berau Coal. Sedangkan mantan bos Anglo American Coal Tony Redman akan menjadi penasihat group ini, kata sumber tersebut. "Manajemen sekarang ingin menegaskan bahwa mereka memiliki kontrol atas Bumi," kata sumber tersebut sambil menambahkan bahwa dewan direksi yang lebih kecil merefleksikan keluarnya keluarga Bakrie dari Bumi. Nama baru sedang difinalisasi. Rosan Roeslani, pemegang saham besar di Bumi, mundur dari jajaran dewan direksi bumi bulan lalu setelah regulator Inggris memutuskan ia terlibat dalam aksi concert part dengan Group Bakrie. Regulator Inggris membatasi voting rights dan memerintahkan mereka untuk menurunkan total kepemilikan mereka. Menanggapi pemberitaan Reuters ini, juru bicara Nat Rothschild, Ian Middleton kepada Kontan , Senin (28/1) mengatakan pengumuman Eko Budianto sebagai pengganti Rosan Roeslani di Berau tidak akan menjamin bahwa di masa depan Berau coal akan bebas dari aksi concert party dengan Bakrie Group. Sebagai direktur operasi Berau , Budianto adalah anggota rezim yang harusnya malu terhadap kinerja operasional Berau yang buruk dan kurangnya kontrol manajemen di Berau. Sebaliknya, Brock Goll yang diusulkan pihak Nat, merupakan seorang CEO independen dengan catatan karier kelas dunia yang bersedia ditempatkan di Asia Tenggara akan mengelola tambang batubara Berau demi keuntungan semua pemegang saham. Dewan direksi saat ini juga telah melakukan disinformasi dengan mempromosikan Tony Redman. Redman juga adalah pendiri Vallar dan tercatat dalam prospektus awal tahun 2010. Ia sudah menjadi penasihat teknis Bumi sejak awal pendiriannya dan juga anggota Komite Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan. Pengusulan Redman ini merupakan pernyataan yang konyol, karena selama ini ia sudah menjadi penasihat teknis Bumi Plc. "Dewan direksi saat ini ingin memenangkan pertarungan PR, sambil berusaha menyelamatkan perusahaan," ujar Ian. Sementara itu, juru bicara group Bakrie Christopher Fong mengatakan pihaknya percaya kepada dewan direksi saat ini dan yakin bahwa dewan direksi membuat keputusan yang terbaik bagi kepentingan semua pemegang saham. Bakrie dan Rothschild bergabung pada tahun 2010 untuk mendaftarkan aset Indonesia ke London, tetapi hubungan keduanya tiba-tiba segera memburuk. Joint venture ini tidak hanya mengalami kemerosotan harga saham tetapi juga jatuhnya harga batubara, investigasi atas penyimpangan keuangan, dan konflik antar investor. Group Bakrie mengatakan tahun lalu bahwa pihaknya berencana untuk melepaskan diri dari perusahaan itu dan mengambil kembali aset yang mereka bawa masuk bersama rekannya Roeslani. Semua pihak setuju Bakrie keluar dari Bumi Plc, menukar saham mereka di Bumi plc dengan saham minoritas di Bumi Resources. Tetapi Rothschild dan dewan direksi saat ini berusaha melawan upaya Bakrie membeli kembali Berau. Rothschild bulan lalu meminta diadakan rapat umum pemegang saham terkait penggantian 12 dari 14 anggota dewan direksi saat ini dan membentuk dewan direksi baru termasuk dirinya. Rapat umum pemegang saham itu akan diadakan pada akhir Februari nanti. Dalam pernyataan pada Jumat lalu (25/1), dewan direksi menolak usulan untuk melikuidasi perusahaan dan berniat untuk tetap melakukan regrouping terhadap Berau. Perseroan berencana menggunakan Berau sebagai dasar untuk membangun group batubara yang baru. Group baru ini akan melakukan ekspansi keluar Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bumi Plc berencana mengganti dewan direksi
LONDON. Perusahaan batubara Bumi Plc segera mengumumkan rencana pembentukan dewan direksi baru yang jumlahnya lebih kecil dan nama perusahaan baru sebagai upaya untuk memutuskan hubungannya dengan konflik di antara para investornya yang sudah berlangsung selama dua tahun demikian lapor kantor berita Reuters Minggu (27/1). Dewan direksi akan mengumumkan rencana itu dalam sebuah dokumen yang akan dikirimkan kepada pemegang saham minggu ini dan sesegera mungkin mengumumkan pimpinan baru anak perusahaannya Berau Coal. Sumber Reuters tersebut mengatakan, Eko Budianto, direktur operasi Berau,akan mengambil alih posisi Rosan Roeslani sebagai Direktur Utama Berau Coal. Sedangkan mantan bos Anglo American Coal Tony Redman akan menjadi penasihat group ini, kata sumber tersebut. "Manajemen sekarang ingin menegaskan bahwa mereka memiliki kontrol atas Bumi," kata sumber tersebut sambil menambahkan bahwa dewan direksi yang lebih kecil merefleksikan keluarnya keluarga Bakrie dari Bumi. Nama baru sedang difinalisasi. Rosan Roeslani, pemegang saham besar di Bumi, mundur dari jajaran dewan direksi bumi bulan lalu setelah regulator Inggris memutuskan ia terlibat dalam aksi concert part dengan Group Bakrie. Regulator Inggris membatasi voting rights dan memerintahkan mereka untuk menurunkan total kepemilikan mereka. Menanggapi pemberitaan Reuters ini, juru bicara Nat Rothschild, Ian Middleton kepada Kontan , Senin (28/1) mengatakan pengumuman Eko Budianto sebagai pengganti Rosan Roeslani di Berau tidak akan menjamin bahwa di masa depan Berau coal akan bebas dari aksi concert party dengan Bakrie Group. Sebagai direktur operasi Berau , Budianto adalah anggota rezim yang harusnya malu terhadap kinerja operasional Berau yang buruk dan kurangnya kontrol manajemen di Berau. Sebaliknya, Brock Goll yang diusulkan pihak Nat, merupakan seorang CEO independen dengan catatan karier kelas dunia yang bersedia ditempatkan di Asia Tenggara akan mengelola tambang batubara Berau demi keuntungan semua pemegang saham. Dewan direksi saat ini juga telah melakukan disinformasi dengan mempromosikan Tony Redman. Redman juga adalah pendiri Vallar dan tercatat dalam prospektus awal tahun 2010. Ia sudah menjadi penasihat teknis Bumi sejak awal pendiriannya dan juga anggota Komite Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan. Pengusulan Redman ini merupakan pernyataan yang konyol, karena selama ini ia sudah menjadi penasihat teknis Bumi Plc. "Dewan direksi saat ini ingin memenangkan pertarungan PR, sambil berusaha menyelamatkan perusahaan," ujar Ian. Sementara itu, juru bicara group Bakrie Christopher Fong mengatakan pihaknya percaya kepada dewan direksi saat ini dan yakin bahwa dewan direksi membuat keputusan yang terbaik bagi kepentingan semua pemegang saham. Bakrie dan Rothschild bergabung pada tahun 2010 untuk mendaftarkan aset Indonesia ke London, tetapi hubungan keduanya tiba-tiba segera memburuk. Joint venture ini tidak hanya mengalami kemerosotan harga saham tetapi juga jatuhnya harga batubara, investigasi atas penyimpangan keuangan, dan konflik antar investor. Group Bakrie mengatakan tahun lalu bahwa pihaknya berencana untuk melepaskan diri dari perusahaan itu dan mengambil kembali aset yang mereka bawa masuk bersama rekannya Roeslani. Semua pihak setuju Bakrie keluar dari Bumi Plc, menukar saham mereka di Bumi plc dengan saham minoritas di Bumi Resources. Tetapi Rothschild dan dewan direksi saat ini berusaha melawan upaya Bakrie membeli kembali Berau. Rothschild bulan lalu meminta diadakan rapat umum pemegang saham terkait penggantian 12 dari 14 anggota dewan direksi saat ini dan membentuk dewan direksi baru termasuk dirinya. Rapat umum pemegang saham itu akan diadakan pada akhir Februari nanti. Dalam pernyataan pada Jumat lalu (25/1), dewan direksi menolak usulan untuk melikuidasi perusahaan dan berniat untuk tetap melakukan regrouping terhadap Berau. Perseroan berencana menggunakan Berau sebagai dasar untuk membangun group batubara yang baru. Group baru ini akan melakukan ekspansi keluar Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News