Bumi Plc selidiki dapur sendiri



JAKARTA. Suhu Bumi Plc sedang panas. Kemarin, pemegang 29% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini, mengumumkan telah membentuk tim investigasi independen untuk menyelidiki dugaan penyelewengan keuangan di tubuh BUMI.

Tim itu akan melaporkan hasil investigasinya keQ direksi Bumi Plc. Mereka akan menghubungi otoritas pasar modal di Indonesia dan Inggris.

Entah ada kaitannya atau tidak dengan pengumuman pertama, tak lama kemudian, terbit pengumuman kedua. Isinya, Ari Saptari Hudaya mundur dari posisi Non-Executive Director Bumi Plc. Tak ada penjelasan alasan pengunduran diri mantan Chief Executive Officer (CEO) Bumi Plc ini.


Nick von Schirnding, Juru Bicara Bumi Plc, menjelaskan, investigasi berfokus pada pengembangan dana yang besar di BUMI dan aset di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). "Yang semua dihapuskan nilainya menjadi nol dalam akun Bumi Plc per 31 Desember 2011, kecuali investasi US$ 39 juta di laporan keuangan konsolidasi," kata dia dalam pernyataan resmi, Senin (24/9).

Mengutip kabar dari Reuters, Samin Tan, Chairman Bumi Plc, tak senang dengan masalah keuangan BUMI. Dialah yang kabarnya memerintahkan agar digelar investigasi khusus menelaah kondisi Bumi Resources.

Benarkah? Sayang, baik Ari maupun Samin Tan tak bisa dikonfirmasi.

Kegerahan Rothschild

Kabar itu sontak melongsorkan harga saham Bumi Plc hingga mendekati 20%. Kenneth R. Farrel, Direktur BUMI, mengaku belum mengetahui maksud dari investigasi itu. "Kami akan cari tahu," kata dia kepada KONTAN, kemarin. Dia menduga, bisa jadi, investigasi itu karena ada beberapa direksi Bumi Plc yang tak puas dengan kinerja BUMI.

Ken Allan, Direktur PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN), juga mengaku baru tahu aksi Bumi Plc itu. Dia menengarai, upaya Bumi Plc itu terkait surat Nathaniel Rothschild, Direktur Non-Eksekutif Bumi Plc, beberapa waktu lalu kepada Ari Hudaya (waktu itu CEO Bumi Plc).

Isinya, Rothschild mempertanyakan tata kelola perusahaan BUMI. Dia meminta manajemen BUMI melakukan "pembersihan radikal" organisasi maupun utang. Rothschild juga sempat memprotes penjualan 23,8% saham Bumi Plc ke BORN senilai US$ 1 miliar.

Aksi Rothschild ini berbuntut reshuffle susunan direksi Bumi Plc. Dia termasuk yang terlempar dari jabatan co-chairman Bumi Plc. Kemudian, Samin Tan masuk menjadi Chairman Bumi Plc.

Toh, konflik internal tak reda. Apalagi, semester I-2012, BUMI rugi US$ 117 juta.

Beban utang masih jadi kendala perusahaan ini. Hingga dua tahun ke depan, BUMI harus melunasi utang jatuh tempo sekitar US$ 3 miliar (sekitar Rp 30 triliun).

Salah satu sumbernya adalah utang kepada China Investment Corp (CIC), senilai US$ 1,9 miliar yang berbunga 19% per tahun. Utang ini dijamin saham beberapa anak usahanya, di antaranya PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, IndoCoal Resources (Cayman) Ltd, PT IndoCoal Kalsel Resources, serta PT IndoCoal Kaltim Resources.

Tahun lalu, BUMI sudah membayar US$ 600 juta sehingga tersisa US$ 1,3 miliar. Oktober 2012, BUMI harus mencicil lagi US$ 638 juta.

Langkah Bumi Plc memeriksa anaknya sendiri ini menuai tanda tanya dari pasar. "Otoritas harus jeli melihat, jangan isu itu dihembuskan untuk kepentingan segelintir pihak," kata Yanuar Rizky, pengamat pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: