Bumi Resources (BUMI) kawal proyek gasifikasi batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih mengawal agenda ekspansi di sektor hilir. Saat ini, BUMI mengawal proyek gasifikasi batubara yang digarap melalui anak usahanya, salah satunya yakni PT Arutmin Indonesia.

Melalui Arutmin, BUMI mengawal proyek gasifikasi batubara menjadi metanol IBT Terminal, Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan, saat ini proyek gasifikasi  Arutmin di Kalimantan Selatan sedang berada dalam tahap kajian kelayakan atawa feasibility studies.

Dileep belum merinci seperti apa detail proyek gasifikasi yang direncanakan maupun kapan dimulainya pengerjaan proyek ini, namun ia memperkirakan proyek ini bisa memasuki tahap commissioning pada tahun 2025 mendatang.


“Setelah difinalisasi nanti, kami bisa membagikan informasi lebih rinci soal proyek ini,” kata Dileep kepada Kontan.co.id, Senin (8/11).

Baca Juga: IMA: Kebutuhan batubara di dalam negeri diyakini masih akan tinggi

Selain proyek gasifikasi di IBT Terminal, Kalimantan Selatan, BUMI rencananya juga akan terlibat dalam proyek  pengolahan batubara menjadi metanol di Bengalon, Kalimantan Timur melalui anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC). Dalam proyek tersebut, BUMI berkolaborasi dengan  Ithaca Group dan Air Product.

Menurut rencana BUMI sementara ini, BUMI hanya akan berperan sebagai pemasok batubara untuk fasilitas gasifikasi tersebut namun tidak ikut terlibat dalam pembangunan fasilitas pabrik gasifikasi itu.

Hanya saja, Dileep berujar bahwa bentuk keterlibatan BUMI dalam proyek ini bisa saja berubah ke depannya. “Kita lihat saja nanti,” kata Dileep.

Dalam catatan Kontan.co.id sebelumnya, kebutuhan batubara yang mesti disediakan KPC untuk proyek gasifikasi di Bengalon sekitar 5 juta ton—6,5 juta ton per tahun dengan kualitas GAR 4.200 kcal/kg. Ketika beroperasi, pabrik tersebut dapat menghasilkan 1,8 juta ton per tahun metanol.

Dileep bilang, saat ini aktivitas proyek gasifikasi di Bengalon sudah berjalan.  “Targetnya bisa diselesaikan di tahun 2024,” imbuh Dileep.

Selanjutnya: Bumi Resources (BUMI) optimistis harga batubara tetap tinggi hingga tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat