Bumi Resources (BUMI) manfaatkan momentum kenaikan harga batubara global



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga batubara global. Beragam strategi pun telah disiapkan oleh emiten berkode saham BUMI tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk  Dileep Srivastava menuturkan, BUMI akan memproduksi lebih banyak batubara, meningkatkan kualitas output produksi, dan memaksimalkan penjualan batubara sembari tetap menjaga efisiensi biaya.

Dileep optimistis, tren positif yang terjadi pada komoditas batubara memiliki peluang untuk terus berlanjut di sepanjang tahun atau bahkan lebih. “Average selling price (ASP) di tahun 2021 berpeluang lebih tinggi 15%-20% dibanding tahun 2020,” kata Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (18/5).


Seperti diketahui, harga komoditas batubara memang sedang ‘panas’. Tidak tanggung-tanggung, mengutip data Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2021 sempat menembus level US$ 100 per ton, yaitu tepatnya di angka US$ 102,55 per ton pada perdagangan Kamis (13/5) lalu.

Pada perdagangan Jumat (14/5), harga batubara ICE Newcastle sempat mengalami penurunan mini ke angka US$ 99,4 per ton. Namun demikian, angka tersebut masih lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar US$ 80,10 per ton.

Baca Juga: Ini penyebab utama penurunan kinerja Bumi Resources (BUMI)

Bicara soal target, Dileep mengungkapkan bahwa BUMI membidik target produksi batubara sebanyak sebanyak 85 juta ton hingga 90 juta ton di sepanjang tahun 2021, lebih tinggi ketimbang realisasi tahun 2020 yang sekitar 81,1 juta ton. Sejauh ini, BUMI belum merilis pencapaian produksi di sepanjang kuartal I 2021, namun Dileep memastikan bahwa realisasinya masih sejalan dengan target.

Seiring dengan capaian produksi, BUMI juga mengklaim telah mengantongi banyak pesanan batubara dari pelanggan. Sebagian besar pesanan tersebut dipesan untuk periode pengiriman paruh pertama tahun ini.

Meski begitu, Dileep menegaskan bahwa BUMI tetap akan memprioritaskan pemenuhan kewajiban domestic market obligation (DMO). “Kombinasi penjualan ekspor-domestik kami biasanya 75%:25%,” ujar Dileep.

Lebih lanjut, Dileep memastikan bahwa BUMI juga akan terus mengawal proyek gasifikasi batubaranya.

 
BUMI Chart by TradingView

Seperti diketahui, BUMI melalui anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) tengah menggarap pembangunan fasilitas pengolahan batubara menjadi metanol berkapasitas 1,8 juta ton per tahun di Bengalon, Kalimantan Timur. Dileep bilang, fasilitas pengolahan tersebut diharapkan bisa memasuki tahap commissioning di tahun 2024 mendatang.

Selanjutnya, Selain itu, BUMI juga memiliki proyek gasifikasi batubara menjadi metanol yang dilaksanakan oleh anak usaha lainnya, yaitu PT Arutmin Indonesia  di IBT Terminal, Pulau Laut, Kalimantan Selatan. 

Mengintip catatan Kontan.co.id sebelumnya, pabrik metanol tersebut nantinya dapat menghasilkan metanol sebanyak 2,8 juta ton per tahun. Nantinya, metanol juga bisa diperuntukkan sebagai substitusi sejumlah bahan baku kimia seperti misalnya olefin.

“Studi kelayakan (feasibility study) untuk proyek olefin di Arutmin sudah mencapai tahap final, semoga bisa masuk tahap uji coba (commissioning) di tahun 2025,” ungkap Dileep.

Selanjutnya: Bumi Resources (BUMI) mencatat kerugian US$ 338,02 juta pada tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .