KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meningkatkan produktivitas tambang emas lewat anak usaha PT Citra Palu Minerals. Saat ini, BRMS memiliki hak konsesi pertambangan seluas 85.180 hektare (ha) di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan melalui Kontrak Karya. Kontrak wilayah terdiri dari lima blok terpisah. Di antaranya yakni Blok Poboya, Blok Winehi, Blok Roto, Blok Anggasan, dan Blok Moutong. Di antara berbagai blok konsesi tersebut, Blok Poboya merupakan wilayah yang memiliki prospek emas paling menjanjikan. "Kalau Citra Palu, kami sudah mendapatkan izin operasi produksi. Mulai dari dua minggu yang lalu, kami sudah mulai proses pengembangan awal," kata Chief Operating Officer BRMS, Suseno Kramadibrata dalam public expose, Selasa (19/12). Sebagai catatan, Citra Palu pada November 2017 mengantongi izin konstruksi selama 3 tahun dan produksi selama 30 tahun sampai dengan 2050. Saat ini, proses pengembangan awal sedang dilakukan oleh Bumi Resources. "Ada modifikasi pada akses masuk. Kemungkinan paling lama 32 bulan dan paling cepat 24 bulan. Kira-kira pada kuartal III-2019 sudah bisa produksi," tambahnya. Suseno menambahkan, untuk pengembangan tahap pertama tersebut BRMS akan mengucurkan dana sebesar US$ 58 juta - US$ 64 juta. "Ini akan kami cairkan, selanjutnya kami akan cari peluang dulu," imbuhnya. Citra Palu Minerals berencana memproses bijih emas menjadi Dore Bullion. Kemudian dapat diproses menjadi 100% emas di smelter Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada tambang ini, estimasi sumber daya mineral emas sebesar 6,7 juta ton. Sementara cadangan bijih yang dimiliki sebesar 3,94 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bumi Resources kembangkan tambang emas di Sulawesi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meningkatkan produktivitas tambang emas lewat anak usaha PT Citra Palu Minerals. Saat ini, BRMS memiliki hak konsesi pertambangan seluas 85.180 hektare (ha) di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan melalui Kontrak Karya. Kontrak wilayah terdiri dari lima blok terpisah. Di antaranya yakni Blok Poboya, Blok Winehi, Blok Roto, Blok Anggasan, dan Blok Moutong. Di antara berbagai blok konsesi tersebut, Blok Poboya merupakan wilayah yang memiliki prospek emas paling menjanjikan. "Kalau Citra Palu, kami sudah mendapatkan izin operasi produksi. Mulai dari dua minggu yang lalu, kami sudah mulai proses pengembangan awal," kata Chief Operating Officer BRMS, Suseno Kramadibrata dalam public expose, Selasa (19/12). Sebagai catatan, Citra Palu pada November 2017 mengantongi izin konstruksi selama 3 tahun dan produksi selama 30 tahun sampai dengan 2050. Saat ini, proses pengembangan awal sedang dilakukan oleh Bumi Resources. "Ada modifikasi pada akses masuk. Kemungkinan paling lama 32 bulan dan paling cepat 24 bulan. Kira-kira pada kuartal III-2019 sudah bisa produksi," tambahnya. Suseno menambahkan, untuk pengembangan tahap pertama tersebut BRMS akan mengucurkan dana sebesar US$ 58 juta - US$ 64 juta. "Ini akan kami cairkan, selanjutnya kami akan cari peluang dulu," imbuhnya. Citra Palu Minerals berencana memproses bijih emas menjadi Dore Bullion. Kemudian dapat diproses menjadi 100% emas di smelter Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada tambang ini, estimasi sumber daya mineral emas sebesar 6,7 juta ton. Sementara cadangan bijih yang dimiliki sebesar 3,94 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News