KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tambang emas milik Bakrie Grup, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan produksi emas melampaui 55.000 ons troi di sepanjang tahun 2024. Director & Chief Investor Relations Officer Bumi Resources Minerals Herwin W. Hidayat mengatakan, target optimistis ini dibidik setelah dalam jangka waktu sembilan bulan pertama tahun ini, produksi emas BRMS mencapai kapasitas dua kali lipat jika dibandingkan dengan produksi sepanjang 2023. "Untuk periode 9 bulan pertama di 2024 (Januari-September 2024) saja kami sudah mencatatkan produksi emas sekitar 45.000 ons troi. Angka ini kali lipat dari produksi emas sepanjang 2023 yang sekitar 23.000 oz," ungkap Herwin kepada Kontan, Jumat (27/12).
BRMS Chart by TradingView "Walaupun penambangan masih dilakukan di area penambangan terbuka atau open pit mine, yang mana kandungan emas berkisar antara 1,3 g/t - 1,8 g/t," ungkapnya. Lebih lanjut, Herwin mengatakan, kenaikan produksi emas yang signifikan baru bisa terjadi di semester II-2027. "Nanti setelah BRMS mulai memproses bijih yang ditambang dari tambang bawah tanah atau underground mine di blok Poboya, Palu dengan kadar emas yang jauh lebih tinggi yaitu di kisaran 4,9 g/t," jelasnya. Sebelumnya dalam catatan Kontan, melalui CPM, pada Rabu (11/12) BRMS melaporkan telah menyelesaikan aktivitas pengeboran di dua lokasi tambang yaitu River Reef dan Hill reef di Poboya, Palu berdasarkan standar Joint Ore Reserves Committee (JORC). Cadangan mineral itu menunjukan rata-rata kadar emas sebesar 3,2 g/t dengan total kandungan emas seberat 3,54 juta oz. Dengan detail, 85% dari kandungan emas tersebut berasal dari prospek penambangan bawah tanah, dengan kadar emas sebesar 4,9 g/t di lokasi tambang River Reef. Terkait penemuan ini, CPM juga telah menunjuk PT Macmahon Indonesia (MMI), yang merupakan anak usaha dari perusahaan tambang asal Australia, Macmahon Holdings Limited sebagai kontraktor. "Kami optimistis bisnis emas memiliki prospek yang cerah di masa depan. Karena emas masih dianggap sebagai investment safe haven. Dan saat ini, banyak bank sentral asing yang juga sudah mulai mengoleksi emas untuk memperkuat mata uang negara masing-masing," tutupnya. Editor: Anna Suci Perwitasari
Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Kemana Menuju? (29 Desember 2024)
Menarik Dibaca: Ini Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir Anti Mubazir, Bisa jadi Kado lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News TAG: