KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk tengah bersiap untuk memproduksi emas dari Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Director and Investor Relations Bumi Resources Minerals, Herwin Hidayat mengatakan, emiten berkode saham BRMS ini membutuhkan dana sebanyak US$ 110 juta untuk memulai produksi bijih emas dari lokasi tambang di Poboya River Reef. Dia bilang, perusahaan menargetkan dapat memproduksi bijih emas pada 2020. Kemudian, target produksi tahap awal sebanyak 75.000 ton bijih emas pada 2020. "Nanti naik jadi 350.000 ton bijih emas pada 2021, selanjutnya naik jadi 600.000 ton bijih emas pada 2022, dan akan konsisten untuk 5 tahun ke depan," terang dia kepada Kontan.co.id. Jumat (16/11). Herwin menambahkan, hasil produksi tambang emas ini akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan pada akhir 2020. Perusahaan sudah memperoleh izin konstruksi selama tiga tahun dan izin produksi selama 30 tahun dari pemerintah sejak November 2017 untuk lokasi di Poboya. Berdasarkan data dari uji kelayakan, proyek Poboya ini memiliki cadangan bijih sebesar 3,9 juta ton dengan sumber daya sebesar 6,7 juta ton bijih.
Bumi Resources Minerals (BRMS) siap produksi emas pada tahun 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk tengah bersiap untuk memproduksi emas dari Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Director and Investor Relations Bumi Resources Minerals, Herwin Hidayat mengatakan, emiten berkode saham BRMS ini membutuhkan dana sebanyak US$ 110 juta untuk memulai produksi bijih emas dari lokasi tambang di Poboya River Reef. Dia bilang, perusahaan menargetkan dapat memproduksi bijih emas pada 2020. Kemudian, target produksi tahap awal sebanyak 75.000 ton bijih emas pada 2020. "Nanti naik jadi 350.000 ton bijih emas pada 2021, selanjutnya naik jadi 600.000 ton bijih emas pada 2022, dan akan konsisten untuk 5 tahun ke depan," terang dia kepada Kontan.co.id. Jumat (16/11). Herwin menambahkan, hasil produksi tambang emas ini akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan pada akhir 2020. Perusahaan sudah memperoleh izin konstruksi selama tiga tahun dan izin produksi selama 30 tahun dari pemerintah sejak November 2017 untuk lokasi di Poboya. Berdasarkan data dari uji kelayakan, proyek Poboya ini memiliki cadangan bijih sebesar 3,9 juta ton dengan sumber daya sebesar 6,7 juta ton bijih.