Bumi Resources Ungkap Cadangan Batubara 2,4 Miliar Ton, Bisa Buat 30 Tahun Lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan cadangan batubara mencapai 2,4 miliar dan perkiraan potensi sumber daya mencapai 6,81 miliar ton. BUMI mengklaim dengan cadangan batubara saat ini, perusahaan masih bisa memproduksi batubara setidaknya 30 tahun dengan produksi 80 juta ton per tahun.

Cadangan batubara tersebut berasal dari anak usaha BUMI, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) dan aset di Pendopo. KPC mencatat cadangan batu bara sebesar 721 juta ton dan Arutmin mencatatkan cadangan sebesar 327 juta ton. Adapun, aset BUMI di Pendopo memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar juta ton.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan, BUMI akan mengoptimalkan pendapatan dan laba bersih jangka panjang, selain itu BUMI juga akan mengadopsi proses digital dalam proses operasional dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi biaya produksi lainnya.


"Dengan cadangan batubara yang kami punya, kami masih bisa berproduksi at least 30 tahun dengan produksi 80 juta ton per tahun," kata Dileep kepada Kontan, Senin (26/8).

Dileep menuturkan, BUMI ingin melihat seberapa efisien BUMI melakukannya dan bagaimana BUMI dapat mengurangi biaya produksi meskipun harga jual batubara turun.

Dileep menambahkan BUMI saat ini tidak memiliki utang dan BUMI selalu berkomitmen untuk memenuhi Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah.

"Kami berkontribusi terhadap DMO setidaknya 25% dan akan melihat peluang yang tentunya menguntungkan bagi kami," pungkas Dileep.

Catatan Kontan, BUMI mencatatkan kenaikan produksi batubara dari 35,4 MT menjadi 37,7 metrik ton (MT) di semester I-2024. Kenaikan produksi di semester I 2024 didorong oleh performa kontraktor yang lebih baik dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Sayangnya dari sisi harga, selama paruh pertama tahun 2024, harga batubara justru turun menjadi US$ 75,2 per ton. Padahal pada periode sama tahun lalu, realisasi harga batubara masih berada di kisaran US$ 93,2 per ton.

Alhasil, pendapatan BUMI pun tertekan di semester I 2024. BUMI mencatatkan pendapatan US$ 595,84 juta. Ini turun 32,76% secara tahunan alias year on year (yoy) dari US$ 886,27 juta.

Meskipun pendapatan turun tetapi BUMI mencatatakan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sekitar 3,76% pada semester I 2024. Laba bersihnya naik dari US$ 81,82 juta menjadi US$ 84,91 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati