BUMI rights issue, apakah Bakrie eksekusi haknya?



JAKARTA. Grup Bakrie, sebagai pemegang saham utama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum memutuskan apakah akan mengeksekusi haknya atau tidak dalam perhelatan rights issue BUMI. Asal tahu saja, rights issue BUMI memiliki efek dilusi mencapai 55,75%.

"Kami belum tahu (akan mengeksekusi rights issue BUMI atau tidak)," ujar Eddy Soeparno, Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) kepada KOTAN, Rabu (7/5). Ia enggan menjelaskan lebih lanjut terkait hal tersebut.

Berdasarkan data biro administrasi efek (BAE) BUMI, kepemilikan saham BUMI seri A per 28 April 2014 adalah Credit Suisse AG SG Branch S/A CSAGSING-LHH (LHHL-130M)2023334064 sebesar 23,09%.


Raiffeisen Bank International AG, Singapore Branch S/A Long Haul Holdings Ltd sebesar 6,09%. Keduanya merupakan representasi dari kepemilikan Grup Bakrie. Adapun, sebesar 70,82% adalah milik publik.

Jumlah modal dasar sebelum ada penambahan modal saham seri B adalah 20,77 miliar saham. Seluruhnya sudah ditempatkan dan disetor penuh oleh perseroan. Harga nominal seri A ini sebesar Rp 500 per saham. Dengan demikian, jumlah nominal modal dasar BUMI sekitar Rp 10,38 triliun.

Kemudian, BUMI menambah modal dasar seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham. Jumlahnya mencapai 283,63 miliar saham atau senilai Rp 28,36 triliun. Dengan demikian, total modal dasar BUMI menjadi 304,4 miliar saham atau setara dengan Rp 38,75 triliun.

Jika Grup Bakrie mengeksekusi haknya dan tidak mengambil sisa saham yang tidak terserap, maka kepemilikan saham tidak akan berubah. Tetapi, jika mereka tidak mengeksekusi, maka dari 29,18% kepemilikan Bakrie di BUMI akan merosot menjadi hanya 12,9%.

Perinciannya, kepemilikan yang diwakili Credit Suisse dari 23,09% menjadi 10,21%, dan yang melalui Raiffeisen dari 6,09% menjadi 2,69%. Porsi ini terbentuk dengan asumsi para pemegang saham publik melaksanakan haknya.

Asal tahu saja, Bakrie kembali mengempit saham BUMI secara langsung setelah membeli kembali dari pihak Asia Resource Minerals Plc (dulu bernama Bumi Plc). Grup Bakrie menggelontorkan dana hingga US$ 501 juta untuk buyback saham BUMI itu.

Bakrie membeli saham BUMI di harga premium, yakni di kisaran Rp 1002 per saham. Harga tersebut hampir dua kali lipat dari harga pasar saham BUMI ketika itu.

Nah, jika pembeli siaga adalah bukan pihak terafiliasi, maka usaha Bakrie melakukan buyback kemarin bisa dibilang sia-sia. Manajemen BUMI belum mau mengungkapkan pihak yang akan menjadi pembeli siaga (standby buyer). Eddy pun mengaku tidak mengetahui siapa pihak yang akan menjadi pembeli siaga itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri