KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisruh bocornya rekaman pembicaraan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir terkait bagi-bagi fee proyek gas membuat pihak PT Bumi Sarana Migas buka suara. Anak usaha Kalla Group tersebut bersama dua perusahaan Jepang menyatakan mengajak kerjasama Pertamina dan PLN untuk membangun infrastruktur proyek terminal regasifikasi LNG dengan kapasitas 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd) di Bojonegara, Banten. Proyek ini menggunakan skema kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP). Chief Executive Officer Kalla Group Solihin Kalla mengatakan, sejak tahun 2013 Bumi Sarana Migas menginisiasi Pertamian untuk membangun proyek infrastruktur terminal regasifikasi LNG. "Kerjasama ini murni business to business untuk mengantisipasi defisit gas di Jawa bagian Barat. Dalam skema kerjasama ini, Bumi Sarana Migas menyerahkan sepenuhnya offtaker LNG kepada Pertamina, namun dalam perjalannya PLN juga dilibatkan," ujarnya dalam keterangan pers Senin (30/4).
Bumi Sarana Migas buka suara soal rekaman Menteri Rini dan Sofyan Basir
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisruh bocornya rekaman pembicaraan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir terkait bagi-bagi fee proyek gas membuat pihak PT Bumi Sarana Migas buka suara. Anak usaha Kalla Group tersebut bersama dua perusahaan Jepang menyatakan mengajak kerjasama Pertamina dan PLN untuk membangun infrastruktur proyek terminal regasifikasi LNG dengan kapasitas 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd) di Bojonegara, Banten. Proyek ini menggunakan skema kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP). Chief Executive Officer Kalla Group Solihin Kalla mengatakan, sejak tahun 2013 Bumi Sarana Migas menginisiasi Pertamian untuk membangun proyek infrastruktur terminal regasifikasi LNG. "Kerjasama ini murni business to business untuk mengantisipasi defisit gas di Jawa bagian Barat. Dalam skema kerjasama ini, Bumi Sarana Migas menyerahkan sepenuhnya offtaker LNG kepada Pertamina, namun dalam perjalannya PLN juga dilibatkan," ujarnya dalam keterangan pers Senin (30/4).