KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak yang bilang 2017 merupakan tahun yang buruk bagi industri properti Indonesia. Namun, rupanya, PT Bumi Serpong Damai Tbk tidak merasa demikian. Emiten yang sahamnya beredar di bursa dengan kode BSDE ini justru mencetak kinerja keuangan positif. Tengok saja pendapatan pra penjualan emiten ini. Sepanjang tahun lalu, BSDE mencetak
marketing sales Rp 7,25 triliun, sesuai target. Bahkan pengembang kota mandiri BSD di Tangerang, Banten, ini sukses membukukan kenaikan laba bersih 173,9% menjadi Rp 4,92 triliun. Hampir setengah dari
marketing sales BSDE tahun lalu merupakan hasil penjualan lahan. "Jika tidak didukung oleh penjualan lahan,
marketing sales BSDE hanya mencapai Rp 4,12 triliun," kata Dwi Prisetyowati, Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Selasa (17/4). Maklumlah, kontribusi penjualan rumah hanya sebesar Rp 2,27 triliun.
BSDE menjual lahan dengan nilai besar antara lain ke perusahaan pengembang dari Tiongkok, senilai Rp 1,4 triliun. Selain itu, BSDE juga menjual lahan kepada perusahaan lokal senilai Rp 1,6 triliun dan kepada proyek
joint venture antara BSD Diamond Development, hasil kerjasama dengan Mitsubishi. Nilai penjualan lahan ke
joint venture ini mencapai Rp 1,4 triliun. Selain itu, Dwi menilai kesuksesan BSDE mencetak pertumbuhan kinerja signifikan tahun lalu juga didukung dari promosi program
price log. Dengan program
marketing ini, pembeli bisa memiliki rumah dengan hanya membayar uang muka 15% dan bisa dicicil enam hingga 12 bulan. Pembayaran selanjutnya bisa dibayarkan kembali pada Januari 2020. Dari program ini, BSDE berhasil meraup penjualan Rp 1,5 triliun. BSDE juga akan menggenjot
recurring income. Sepanjang 2017, porsi
recurring income pada pendapatan sebesar 13%. Tahun ini, perusahaan properti ini menargetkan porsi
recurring income akan bertambah menjadi 20%-25% dari total pendapatan. Fundamental menarik BSDE telah menargetkan
marketing sales tahun ini dengan jumlah sama seperti
marketing sales tahun lalu, yaitu Rp 7,2 triliun. Guna mencapai target tahun ini, BSDE akan meluncurkan sejumlah proyek di kawasan BSD City, serta Apartemen SouthGate TB Simatupang dan Klaska Residence di Surabaya, tahun ini. BSDE juga mengembangkan kluster perumahan di BSD City, seperti The Zora. Meski target
marketing sales stagnan, Dwi mengatakan, fundamental BSDE sebenarnya masih tetap menarik dan kuat. Salah satu faktor pendukungnya, emiten ini masih memiliki
land bank yang cukup luas bila dibandingkan dengan pesaingnya. Sepanjang 2017 lalu, BSDE tercatat memiliki
land bank seluas 38.900 hektare (ha). Di tahun ini, BSDE menganggarkan capex Rp 3,7 triliun. Menurut Dwi, sebagian dari porsi capex tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi lahan, terutama di luar BSD. "Secara fundamental, bisnis BSDE bisa bertahan dengan jual beli lahan, bila
marketing sales kurang kuat," kata Dwi. Di tengah sentimen tahun politik yang membuat pembeli cenderung
wait and see, Dwi menilai emiten properti ini tetap agresif, dengan mulai bangun proyek dan melakukan akuisisi lahan. Dengan demikian, ketika konsumen sudah siap membeli kembali, BSDE tidak perlu lagi menunggu bangunan selesai. Adrian M. Priyatna, Analis Mega Capital Sekuritas, menilai, penetapan target
marketing sales tersebut sudah mempertimbangkan kondisi dan prospek pasar properti di 2018. "Kami mempertahankan rekomendasi
buy di target harga Rp 2.100 untuk BSDE dengan target
upside potential sebesar 19,34%," kata Adrian dalam riset 27 Maret 2018.
Cuma, Adrian memperkirakan pendapatan BSDE tahun ini berpotensi merosot menjadi Rp 8,29 triliun. Sementara laba bersih diprediksi turun menjadi Rp 3,72 triliun. Sementara, Dwi meyakini pendapatan BSDE masih bisa tumbuh 7% menjadi Rp 11,06 triliun dengan laba bersih yang naik 5% menjadi Rp 5,17 triliun. Dwi merekomendasikan
buy BSDE dengan target harga Rp 2.190 per saham. Sedangkan, Aurellia Setiabudi, Analis Maybank Kim Eng, merekomendasikan
hold BSDE dengan target harga Rp 2.000 per saham. Kemarin, saham BSDE ditutup di level Rp 1.790 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati