KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjadi pengendali baru PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM). BSDE mengambil alih saham SMDM senilai Rp 2,33 triliun. Melansir keterbukaan informasi, transaksi terjadi tanggal 23 Oktober 2024. Ini menyusul pengumuman yang telah dibuat BSDE pada 1 Agustus 2024 mengenai Pengumuman Negosiasi sehubungan dengan Rencana Pengambilalihan dan Keterbukaan Informasi dan penandatanganan Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat (CSPA). Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengatakan, sebagai tindak lanjut dari CSPA tersebut, BSDE telah menyelesaikan transaksi pengambilalihan saham SMDM melalui crossing saham yang dilakukan di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
BSDE Chart by TradingView
Rekomendasi saham
Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe melihat, transaksi tersebut lebih menguntungkan untuk BSDE, karena bisa menambah diversifikasi cadangan lahan secara geografis. “Akuisisi ini bagus untuk mennambah cadangan lahan mereka, sehingga bisa ekspansi di wilayah di luar Bumi Serpong Damai,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (25/10). Ke depannya, kinerja BSDE bisa lebih baik lagi. Mengingat penjualan rumah di daerah BSD masih tinggi, sementara cadangan lahan masih banyak. Selan itu, era suku bunga rendah yang akan menurunkan bunga kredit properti akan menjadi stimulus utama kinerja BSDE hingga awal tahun 2025. Dengan bunga kredit turun, peminat properti pun naik. “Hal itu nantinya bisa didorong dari kebijakan pemerintahan baru yang memberikan relaksasi pajak untuk sektor properti yang akan semakin menggairahkan industri ini,” ungkapnya. Kiswoyo pun memberikan rekomendasi beli untuk saham BSDE dengan target harga di awal tahun 2025 Rp 1.400 - Rp 1.500 per saham. Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Properti di Era Prabowo-Gibran Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda melihat, aksi korporasi tersebut memberikan katalis positif untuk BSDE dan juga SMDM. Misalnya, BSDE mampu memperkuat posisinya di sektor properti dan menambah diversifikasi dengan memperluas portofolio bisnisnya. “Sehingga, ini dapat menjadi katalis positif untuk kinerja BSDE dan SMDM ke depannya,” tuturnya. Kinerja BSDE di akhir tahun 2024 hingga tahun 2025 pun dilihat masih memiliki peluang positif. Beberapa katalis pendukungnya adalah aksi korporasi akuisisi SMDM, penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI), perpanjangan PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024, serta program pemerintah presiden terpilih Prabowo yang ingin membuat program 3 juta rumah dan penghapusan PPN dan BPHTB. Vicky pun merekomendasikan beli saham SMDM dengan target harga Rp 1.450 per saham. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham BSDE saat ini berada di level support Rp 870 per saham dan resistance Rp 1.340 per saham. “Saham BSDE berpotensi masih berada di fase koreksi jangka menengahnya, mengingat pergerakan harga yang cenderung tertekan selama dua pekan terakhir,” tuturnya. William pun merekomendasi buy on weakness untuk saham BSDE dengan target harga Rp 1.500 per saham di akhir tahun 2024. Sementara, pergerakan saham SMDM ada di level support Rp 488 per saham dan resistance Rp 600 per saham. “SMDM masih berada di fase uptrend, mengingat pembentukan candlestick yang cenderung bergerak ke atas selama sepekan terakhir,” paparnya.SMDM Chart by TradingView