KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri properti di Indonesia terus berkembang seiring masifnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya kebutuhan hunian. Mereka juga gencar ekspansi menambah cadangan lahan untuk mempersiapkan proyek-proyek baru. Alhasil, ekspansi bisnis tersebut mendorong pertumbuhan aset dan mempengaruhi kapitalisasi pasar di bursa saham. Berdasarkan kapitalisasi pasar per 27 Juli 2018, raja properti di Indonesia saat ini diduduki oleh Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan total nilai mencapai Rp 28,67 triliun. Urutan kedua ada di tangan Pakuwon Jati (PWON) dengan nilai Rp 26,48 triliun. Berikutnya menyusul Metropolitan Kentjana sebesar Rp 22,85 triliun. Tahun ini, Bumi Serpong menyiapkan belanja modal Rp 4 triliun. Dari dana itu, Rp 1 triliun untuk akuisisi lahan. Kini, BSDE tercatat memiliki landbank seluas 2.500 hektare (ha) sampai 2.600 ha. Sampai semester I-2018, BSDE mencetak marketing sales Rp 3,8 triliun, melonjak 50% ketimbang periode sama tahun lalu yang senilai Rp 2,5 triliun.
Bumi Serpong masih merajai bisnis properti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri properti di Indonesia terus berkembang seiring masifnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya kebutuhan hunian. Mereka juga gencar ekspansi menambah cadangan lahan untuk mempersiapkan proyek-proyek baru. Alhasil, ekspansi bisnis tersebut mendorong pertumbuhan aset dan mempengaruhi kapitalisasi pasar di bursa saham. Berdasarkan kapitalisasi pasar per 27 Juli 2018, raja properti di Indonesia saat ini diduduki oleh Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan total nilai mencapai Rp 28,67 triliun. Urutan kedua ada di tangan Pakuwon Jati (PWON) dengan nilai Rp 26,48 triliun. Berikutnya menyusul Metropolitan Kentjana sebesar Rp 22,85 triliun. Tahun ini, Bumi Serpong menyiapkan belanja modal Rp 4 triliun. Dari dana itu, Rp 1 triliun untuk akuisisi lahan. Kini, BSDE tercatat memiliki landbank seluas 2.500 hektare (ha) sampai 2.600 ha. Sampai semester I-2018, BSDE mencetak marketing sales Rp 3,8 triliun, melonjak 50% ketimbang periode sama tahun lalu yang senilai Rp 2,5 triliun.