Bumi Siak Pusako (BSP) Optimistis Capai Produksi Minyak 8.500 Per Barel di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Siak Pusako (BSP) optimistis produksi minyak bisa menyentuh level 8.500 barel minyak per hari (bph) hingga akhir tahun ini. Sejak Maret 2024, Wilayah Kerja (WK) Coastal Plain Pekanbaru (CPP) mengalami kendala penyumbatan pipa sehingga mengakibatkan produksi minyak turun.

Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatra Bagian Utara, Rikky Rahmat Firdaus mengatakan blok CPP PT Bumi Siak Pusako mengalami kendala sejak Maret 2024 terjadi penyumbata pipa atau congeal yang menyebabkan penyumbatan pipa turun drastis.

"Pada Mei-Juni, kami sudah menginstrusikan kepada PT Bumi Siak Pusako (BSP) untuk melaksanakan segala upaya untuk mengembalikan level produksi. Alhamdulillah, dari target awalnya Agustus, di akhir Juli produksi sudah kembali ke level 8.000 barel per hari," kata Rikky saat ditemui di Batam, Senin (30/9).


BSP melakukan beberapa upaya untuk memitigasi kondisi congeal salah satunya dengan upaya trucking. Masalah congeal yang dihadapi BSP disebabkan akibat fasilutas produksi yang semakin menua.

"Melalui tahapan trucking system. Jadi, menggunakan sistem transportasi pengangkutan minyak mentah melalui truk-truk yang disalurkan ke Minas, GS-3, GS-4 di sana," ujar Rikky.

Baca Juga: SKK Migas dan PHE Perkuat Kerja Sama Tingkatkan Produksi Migas

Selain itu, BSP membuka opsi penyaluran ke terminal buatan yang dibantu oleh stakeholder di daerah, pemerintah kabupaten/provinsi, Pertamina Hulu Rokan, Pertamina EP, dan PT Imbang Tata Alam.

Hari ini, kata Rikky, pihaknya mengabarkan bahwa produksi BSP sudah mencapai 8.000 barel per hari. Namun demikian, SKK Migas Sumatera Bagian Utara tetap mendorong agar BSP segera menyelesaikan kendala penyumbatan pipa. Dengan harapan pada akhir tahun akan kembali ke jalur transportasi melalui pipa.

Sebelumnya, BSO telah menargetkan produksi minyak mencapai 8.500 barel per hari. BSP ditugaskan oleh SKK Migas Sumatera Bagian Utara untuk melakukan pengeboran sumur. Saat ini sudah ada 8 sumur eksploitasi yang selesai yang akan menambah produksi dari sumur-sumur baru.

Rikky menambahkan BSP sedang melakukan rencana kerja mencari sumur baru dan sumur eksplorasi yang saat ini sedang proses untuk perizinan lingkungannya.

Untuk diketahui, WK CPP resmi diberikan pemerintah untuk dikelola 100% oleh Badan Usaha Milik Daerah yaitu  Bumi Siak Pusako (BSP). BSP mulai mengelola sendiri WK CPP sejak 9 Agustus 2022, setelah 20 tahun dikelola bersama Pertamina Hulu dalam bentuk Badan Operasi Bersama (BOB) Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu.

Kontrak kerja sama perpanjangan WK CPP telah diberikan kepada BSP berlaku selama 20 tahun atau hingga 8 Agustus 2042 dengan skema gross split. Dalam kontrak tersebut, total nilai Komitmen Kerja Pasti (KKP) sebesar US$130,4 juta yang meliputi Study G&G, Seismik 3D & 2D, pemboran sumur eksplorasi, serta EOR.

Baca Juga: Sumur Kedua Lapangan Banyu Urip Tambah Produksi Minyak 13.000 Barel

PT BSP merupakan BUMD dengan kepemilikan saham dari Pemerintah Provinsi Riau sebesar 18,07%, Pemerintah Kabupaten Siak 72,29%, Pemerintah Kabupaten Kampar 6,02%, Pemerintah Kabupaten Pelalawan 2,41% dan Pemerintah Kota Pekanbaru 1,21%.

Sejak pengelolaan WK CPP dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, sudah lebih dari 250 sumur dibor untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan laju penurunan produksi yang cukup tajam. Sementara, untuk long term plan WK CPP pada tahun 2026, produksi ditargetkan mencapai 21 ribu barel minyak per hari (BOPD).

Sejak diterima dari PT CPI pada tahun 2002, WK CPP sudah memproduksi 125 juta barel yang menghasilkan revenue sebesar US$1,4 miliar. 

Selanjutnya: BPS: Terdapat 24 Provinsi yang Mengalami Deflasi, Terdalam di Papua Barat

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi Jika Berhenti Berhubungan Intim dalam Waktu Lama?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari