JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih terus membukukan kerugian. Selain karena penjualan yang menyusut, BUMI juga terjerat utang yang tak kunjung tuntas. Untuk mencicil utangnya, perusahaan milik Grup Bakrie ini masih terus menjual aset. Dalam laporan keuangan Kuartal I 2015, tercatat kalau anak usahanya PT Bumi Resources Investment (BRI) telah menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Oceanpro Investment Limited. BRI menjual 62 sahamnya di Leap-Forward Resources Ltd, yang mewakili kepemilikan 12,38%. Nilai transaksi itu mencapai US$ 24,75 juta. Dana yang diperoleh bakal digunakan untuk membayar sebagian pinjaman dari Axis Bank. Leap-Forward adalah unit usaha khusus alias special purpose vehicle (SPV) yang sudah mulai dijual BUMI sejak tahun 2013. Sebelumnya, BUMI telah menjual 50% saham Leap-Forward ke Jainson Holdings Hong Kong Limited. Imbalan jual beli saham tersebut adalah sejumlah pembayaran ke Axis Bank, maksimum sebesar US$ 140 juta. Per Kuartal I-2015, BUMI masih memiliki total liabilitas sebesar US$ 5,7 miliar. Total utang jatuh tempo tahun ini mencapai US$ 3,5 miliar. BUMI hanya mampu mencetak pendapatan sebesar US$ 10,59 juta, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 19,24 juta. Rugi neto BUMI mencapai US$ 387,98 juta. Sehingga rugi per 1.000 saham dasar mencapai US$ 15,33. Seperti diketahui, saat ini BUMI masih dalam proses restrukturisasi utangnya. Tiga anak usaha BUMI, yakni Bumi Investment Pte. Ltd, Enercoal Resources Pte Ltd, dan Bumi Capital Pte Ltd mengajukan restrukturisasi obligasi kepada pengadilan Singapura atas utang senilai US$ 1,37 miliar. Bumi Capital merupakan penerbit surat berharga bergaransi senior senilai US$ 300 juta berkupon 12%. Lalu Bumi Investment adalah penerbit surat berharga bergaransi senior senilai US$ 700 juta berkupon 10,75%, dan Enervoal Resources penerbit obligasi konversi senilai US$ 375 juta berkupon 9,25%. Kinerja BUMI yang buruk masih membuat saham BUMI terus merosot tajam. Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities mengatakan, meskipun BUMI menjual sebagian besar asetnya, belum tentu laporan keuangan BUMI akan membaik. Pasalnya, beban bunga utang BUMI masih terus membengkak. "Belum tentu asetnya cukup untuk melunasi utang," ujarnya. Dia mengatakan, BUMI pun masih sulit mendorong penjualan batubaranya lantaran tidak ada penambahan pembeli. Apalagi di Kuartal I-2015 lalu curah hujan cukup tinggi. Reza masih belum bisa memberi rekomendasi untuk saham BUMI. Pasalnya penurunan saham BUMI masih terus terjadi. Saham BUMI ditutup turun 1,82% ke level Rp 52 per saham pada perdagangan Rabu (22/7). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BUMI terus jual aset untuk membayar utang
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih terus membukukan kerugian. Selain karena penjualan yang menyusut, BUMI juga terjerat utang yang tak kunjung tuntas. Untuk mencicil utangnya, perusahaan milik Grup Bakrie ini masih terus menjual aset. Dalam laporan keuangan Kuartal I 2015, tercatat kalau anak usahanya PT Bumi Resources Investment (BRI) telah menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Oceanpro Investment Limited. BRI menjual 62 sahamnya di Leap-Forward Resources Ltd, yang mewakili kepemilikan 12,38%. Nilai transaksi itu mencapai US$ 24,75 juta. Dana yang diperoleh bakal digunakan untuk membayar sebagian pinjaman dari Axis Bank. Leap-Forward adalah unit usaha khusus alias special purpose vehicle (SPV) yang sudah mulai dijual BUMI sejak tahun 2013. Sebelumnya, BUMI telah menjual 50% saham Leap-Forward ke Jainson Holdings Hong Kong Limited. Imbalan jual beli saham tersebut adalah sejumlah pembayaran ke Axis Bank, maksimum sebesar US$ 140 juta. Per Kuartal I-2015, BUMI masih memiliki total liabilitas sebesar US$ 5,7 miliar. Total utang jatuh tempo tahun ini mencapai US$ 3,5 miliar. BUMI hanya mampu mencetak pendapatan sebesar US$ 10,59 juta, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 19,24 juta. Rugi neto BUMI mencapai US$ 387,98 juta. Sehingga rugi per 1.000 saham dasar mencapai US$ 15,33. Seperti diketahui, saat ini BUMI masih dalam proses restrukturisasi utangnya. Tiga anak usaha BUMI, yakni Bumi Investment Pte. Ltd, Enercoal Resources Pte Ltd, dan Bumi Capital Pte Ltd mengajukan restrukturisasi obligasi kepada pengadilan Singapura atas utang senilai US$ 1,37 miliar. Bumi Capital merupakan penerbit surat berharga bergaransi senior senilai US$ 300 juta berkupon 12%. Lalu Bumi Investment adalah penerbit surat berharga bergaransi senior senilai US$ 700 juta berkupon 10,75%, dan Enervoal Resources penerbit obligasi konversi senilai US$ 375 juta berkupon 9,25%. Kinerja BUMI yang buruk masih membuat saham BUMI terus merosot tajam. Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities mengatakan, meskipun BUMI menjual sebagian besar asetnya, belum tentu laporan keuangan BUMI akan membaik. Pasalnya, beban bunga utang BUMI masih terus membengkak. "Belum tentu asetnya cukup untuk melunasi utang," ujarnya. Dia mengatakan, BUMI pun masih sulit mendorong penjualan batubaranya lantaran tidak ada penambahan pembeli. Apalagi di Kuartal I-2015 lalu curah hujan cukup tinggi. Reza masih belum bisa memberi rekomendasi untuk saham BUMI. Pasalnya penurunan saham BUMI masih terus terjadi. Saham BUMI ditutup turun 1,82% ke level Rp 52 per saham pada perdagangan Rabu (22/7). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News