JAKARTA. PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 (Bumida) memundurkan jadwal peluncuran produk teranyarnya, asuransi gagal panen. Awalnya, menurut rencana, produk ini meluncur ke pasar semester pertama 2010. "Tapi, kemungkinan besar, kalau jadi dipasarkan tahun ini, baru bisa semester kedua nanti," kata Joko Hananto, Direktur Pemasaran dan SDM Bumida kepada KONTAN, Minggu kemarin (25/4). Joko mengungkapkan, pihaknya sudah mengantongi izin sejak tahun lalu. Sayang, ada hambatan yakni soal payung hukum alokasi pendanaan pemerintah daerah (pemda).
"Payung hukum di daerah belum mengakomodir. Jadi aturan belum sinkron. Padahal, kami sudah bicara dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Koperasi dan UMKM," jelas Joko. Meski jadwal mundur, anak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera itu tetap yakin mampu mencapai target premi Rp 2,5 miliar dari produk ini. Alasannya, potensi asuransi gagal panen sebenarnya besar kalau bisa digarap dengan baik. Beralih ke soal kinerja, sepanjang kuartal pertama 2010, Bumida mencatat perolehan premi sebesar Rp 125,6 miliar. Angka ini baru 96% dari target, yakni Rp 130,7 miliar. Target itu tak tercapai karena Bumida lebih selektif memilih risiko yang akan mereka tutup. "Makanya, pertumbuhan landai, tapi sebenarnya lebih besar ketimbang perolehan pada periode yang sama tahun lalu," imbuhnya. Jika dibandingkan perolehan premi di kuartal I-2009, memang premi Bumida itu naik 10,6%. Sekadar catatan, di kuartal I-2009, Bumida memperolah pendapatan premi sebesar Rp 113,5 miliar.
Dari pencapaian premi itu, asuransi kesehatan memberi kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp 56,1 miliar. Sedang asuransi kendaraan bermotor membukukan premi Rp 13,5 miliar. "Premi asuransi personal accident sebesar Rp 11 miliar. Sisanya produk lain," ujar Joko. Tak tercapainya target premi berimbas pada pencapaian laba Bumida kuartal pertama 2010. Pencapaian laba hanya Rp 5,1 miliar dari target awal sebesar Rp 6,1 miliar. Tapi, menurut Joko, kalau membandingkan dengan pencapaian kuartal pertama tahun lalu, laba Bumida tumbuh 32%. Sementara total klaim mencapai Rp 26,9 miliar. Nilai ini turun dari angka tahun lalu yang mencapai Rp 27,6 miliar. Tahun ini, Bumida menargetkan pertumbuhan laba sebesar 10%. Sedang target premi sebesar Rp 434 miliar, meningkat 9,3% dari Rp 397 miliar di tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.