BUMN ini sebut swasembada gula omong kosong



PALEMBANG. Tahun ini menjadi tahun yang berat bagi produsen gula. Terbukanya keran gula impor berharga murah menekan harga gula lokal. 

Direktur Keuangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Dandossi Matram mengungkapkan, keadaan tersebut bertentangan dengan keinginan pemerintah menjalankan program swasembada gula.

"Pemerintah memberikan kuota impor yang cukup besar, dan sudah setahun ini gula kami masih belum bisa keluar (dari gudang). Kalau saya bisa bilang, swasembada gula itu omong kosong, pemerintah ingin mematikan industri gula dalam negeri dengan cara mencari harga yang murah. Kalau harga yang murah, harus impor," ujar Dandossi kepada Kompas.com, Selasa (16/9).


Menurut Dandossi, gula-gula hasil produksi Indonesia kini tertahan dan menumpuk di pabrik-pabrik gula dalam negeri. Impor gula besar-besaran pun menjatuhkan harga gula tersebut. Imbasnya, persediaan gula di dalam negeri pun berlebihan.

Dandossi menyayangkan keadaan tersebut. Terlebih, kebijakan pemerintah yang seakan-akan tidak melindungi industri gula nasional.

"Buat saya, salah satu kegagalan pemerintah sekarang adalah adalah benar-benar fatal sekali karena melakukan impor gula tanpa perhitungan yang matang. Buktinya, hari ini semua produsen gula itu gulanya berhenti di gudang. Diproduksi tapi tidak bisa dikeluarkan," keluh Dandossi. (Tabita Diela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto