JAKARTA. Menyusul ketidaksetujuan DPR, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga meminta PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Persero untuk mundur dari rencananya untuk mengakuisisi PT Bank Bukopin Tbk. Menteri BUMN, Mustafa Abubakar lebih memilih PT BRI untuk mengakuisisi saham Bukopin sebesar 51%.Alasannya, lantaran lini bisnis antara Jamsostek dan Bukopin berbeda. Adapun Bukopin dengan BRI memiliki kesamaan dalam core bisnisnya. "Soal Bukopin, saya serahkan kepada BRI karena Jamsostek bukan pada garis yang sama. Nanti, kalau dengan BRI akan saling mendukung, sedangkan Jamsostek kan sifatnya hanya bisnis saja, semacam investasi. Saya harapkan Jamsostek menarik diri saja," kata Mustafa, Jumat (1/10).Karena itu, pemegang saham perusahaan pelat merah itu sudah melarang PT Jamsostek Persero untuk memiliki bank. Dia meminta, Jamsostek untuk fokus kepada bisnisnya. Pasalnya, jika Jamsostek memaksakan diri mengakuisisi Bukopin, Mustafa khawatir akan terlalu berisiko lantaran di luar bisnis intinya. Selain itu, para pemegang iuran di Jamsostek, juga belum tentu rela.Dengan demikian, dia menegaskan, Bukopin akan diakusisi oleh BRI. Selanjutnya, kebijakan single present policy (SPP) akan disesuaikan lantaran BRI juga sudah mengakusisi Bank Agroniaga Tbk. Namun, menurut dia, kedua bank tersebut akan digabungkan (merger) untuk mengantisipasi kebijakan Bank Indonesia (BI) tersebut. "Kami harapkan, kalau Bukopin jadi diambil oleh BRI, maka akan jadi satu dengan Bank Agro untuk menyalurkan kredit pertanian dan Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM)," tukas Mustafa.Sementara mengenai mekanisme saham publik di dua bank yang akan diakusisi tersebut, Mustafa mengaku akan dibuat mekanismenya. “Jadi tidak perlu khawatir,” imbuhnya.Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga mengaku belum mengetahui mengenai hal itu, sehingga enggan berkomentar. "Kami belum tahu," kata Hotbonar singkat.Padahal, sebelumnya Hotbonar menegaskan, Jamsostek dan Bukopin sudah memiliki komitmen harga dan kesepakatan tertulis terkait rencana akusisi tersebut. Adapun, dana yang disediakan perseroan untuk akusisi sebagian saham Bank Bukopin sebesar Rp 500 sampai Rp 800 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BUMN juga menentang Jamsostek akuisisi Bukopin
JAKARTA. Menyusul ketidaksetujuan DPR, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga meminta PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Persero untuk mundur dari rencananya untuk mengakuisisi PT Bank Bukopin Tbk. Menteri BUMN, Mustafa Abubakar lebih memilih PT BRI untuk mengakuisisi saham Bukopin sebesar 51%.Alasannya, lantaran lini bisnis antara Jamsostek dan Bukopin berbeda. Adapun Bukopin dengan BRI memiliki kesamaan dalam core bisnisnya. "Soal Bukopin, saya serahkan kepada BRI karena Jamsostek bukan pada garis yang sama. Nanti, kalau dengan BRI akan saling mendukung, sedangkan Jamsostek kan sifatnya hanya bisnis saja, semacam investasi. Saya harapkan Jamsostek menarik diri saja," kata Mustafa, Jumat (1/10).Karena itu, pemegang saham perusahaan pelat merah itu sudah melarang PT Jamsostek Persero untuk memiliki bank. Dia meminta, Jamsostek untuk fokus kepada bisnisnya. Pasalnya, jika Jamsostek memaksakan diri mengakuisisi Bukopin, Mustafa khawatir akan terlalu berisiko lantaran di luar bisnis intinya. Selain itu, para pemegang iuran di Jamsostek, juga belum tentu rela.Dengan demikian, dia menegaskan, Bukopin akan diakusisi oleh BRI. Selanjutnya, kebijakan single present policy (SPP) akan disesuaikan lantaran BRI juga sudah mengakusisi Bank Agroniaga Tbk. Namun, menurut dia, kedua bank tersebut akan digabungkan (merger) untuk mengantisipasi kebijakan Bank Indonesia (BI) tersebut. "Kami harapkan, kalau Bukopin jadi diambil oleh BRI, maka akan jadi satu dengan Bank Agro untuk menyalurkan kredit pertanian dan Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM)," tukas Mustafa.Sementara mengenai mekanisme saham publik di dua bank yang akan diakusisi tersebut, Mustafa mengaku akan dibuat mekanismenya. “Jadi tidak perlu khawatir,” imbuhnya.Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga mengaku belum mengetahui mengenai hal itu, sehingga enggan berkomentar. "Kami belum tahu," kata Hotbonar singkat.Padahal, sebelumnya Hotbonar menegaskan, Jamsostek dan Bukopin sudah memiliki komitmen harga dan kesepakatan tertulis terkait rencana akusisi tersebut. Adapun, dana yang disediakan perseroan untuk akusisi sebagian saham Bank Bukopin sebesar Rp 500 sampai Rp 800 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News