KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya akan dilebur ke dalam tiga emiten. Peleburan ini dianggap menjadi solusi untuk penyehatan bisnis BUMN di bidang konstruksi. Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/3) kemarin. "Di (BUMN) Karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan tujuh (BUMN) Karya menjadi tiga perusahaan karya," ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Secara rinci peleburan ini akan terdiri dari tiga skema penggabungan. Skema pertama, peleburan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (
ADHI) dengan PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Ketiga perusahaan ini bergabung dengan fokus proyek pembangunan air, rel kereta api, dan lainnya.
Baca Juga: BUMN Karya Bakal Dilebur, Simak Rekomendasi Sahamnya Skema kedua, penggabungan PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (
WSKT). Peleburan ini akan berfokus pada proyek pembangunan jalan tol, jalan non-tol, dan bangunan kelembagaan. Skema ketiga, konsolidasi PT PP (Persero) Tbk (
PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (
WIKA). Konsolidasi ini akan berfokus pada proyek pembangunan pelabuhan laut, bandara, rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering Procurement Construction/EPC), dan bangunan hunian atau residensial. Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat, upaya penggabungan itu akan menimbulkan sinergi dan efisiensi kinerja para BUMN Karya. Peleburan ini juga akan mengurangi persaingan di antara BUMN, khususnya terkait lelang proyek. Komponen biaya produksi (
overhead cost) dan biaya manajemen (
management cost) bisa dihemat banyak. Secara historis, merger atau konsolidasi ini sebelumnya juga sudah terjadi pada kasus Indonesia Financial Group (IFG Life) yang mengambil alih saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth). “Sistem kerja dan yang berkaitan dengan penggarapan proyek juga bisa dihemat melalui merger atau konsolidasi. Proyek tetap dilanjutkan dengan PT baru gabungan yang bertanggung jawab," katanya. Sementara
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat, konsolidasi dan sinergi tersebut dampaknya bisa positif terhadap kinerja bisnis dan saham emiten BUMN Karya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Memanas, Ini Emiten yang Bakal Ketiban Berkah “Namun, sentimen negatif BUMN Karya masih berat dampaknya ke harga saham mereka. Sehingga, upaya merger ini belum berdampak dalam waktu dekat,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (20/3). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham ADHI saat ini berada di level
support Rp 290 per saham dan
resistance Rp 322 per saham. Herditya pun merekomendasikan
speculative buy untuk ADHI dengan target harga Rp 336 - Rp 348 per saham. Di sisi lain,
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat pergerakan saham PTPP berada di level
support Rp 480 per saham dan
resistance Rp 625 per saham. William merekomendasikan
buy on weakness untuk PTPP dengan target harga Rp 625 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi