KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu pemain dalam industri sawit di Indonesia, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menunjukkan optimisme mereka usai mengetahui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah resmi menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi PalmCo dan SupportingCo pada Jumat (1/12) lalu. Corporate secretary TAPG Joni Tjeng mengatakan bahwa perseroan menilai merger tersebut adalah langkah strategis yang diambil pemerintah, agar BUMN tersebut dapat memberikan kontribusi yang lebih dan menjadi pemain utama di industri sawit. “Melihat tren kebutuhan CPO kedepannya, TAPG yakin dengan mengoptimalkan sumber daya dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki serta mengusahakan pertumbuhan berkelanjutan, kami dapat bersaing sehat dengan perkebunan-perkebunan lainnya dan dapat memberikan kontribusi positif juga ke semua stakeholdernya,” jelas Joni kepada Kontan, Selasa (05/12).
Baca Juga: Efek El Nino, Produksi TBS Triputra Agro (TAPG) di 2024 Tak Jauh Beda dari 2023 TAPG hingga saat ini telah memiliki 23 perkebunan kelapa sawit, 1 perkebunan karet, 18 Pabrik Kelapa Sawit (PKS), 1 pabrik minyak inti sawit dan 1 pabrik slab and ribbed smoked sheet (RSS) yang tersebar di kawasan Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. “Hingga saat ini TAPG telah memiliki ± 159.500 Hektar tertanam sawit dan ± 1.300 Ha tertanam karet. Untuk daerah operasinya ada di area Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” kata Joni. Hingga kuartal-3 tahun ini, TAPG berhasil memproduksi ± 2,254 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) dan ± 720 ribu ton Crude Palm Oil (CPO). Secara pendapatan, penopang terbesar TAPG hingga saat ini memang masih berada pada produksi sawit mereka. Jika melihat laporan keuangan, TAPG mencatatkan penjualan pada kuartal III-2023 sebesar Rp 6,03 triliun. Angka tersebut turun 10,4% dari kuartal III-2022 yang sebesar Rp 6,74 triliun. Di saat yang bersamaan, TAPG membukukan laba Rp 1,1 triliun hingga kuartal III-2023. Angka tersebut turun 52,9% secara tahunan atau year on year (YoY). Pada periode yang sama tahun lalu, dimana TAPG mencatatkan laba sebesar Rp 2,33 triliun.
TAPG Chart by TradingView