BUMN mulai serap dana rights issue



JAKARTA. Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersiap menyerap dana rights issue yang diperoleh pada akhir tahun lalu. Salah satunya PT Jasa Marga Tbk (JSMR), yang akan segera mengalokasikan dana rights issue untuk pembangunan jalan tol.

Anggiasari Hindratmo, Direktur Keuangan JSMR, mengatakan, JSMR meraup Rp 1,7 triliun dari rights issue. Emiten jalan tol ini akan menggunakan 50% dana rights issue untuk pembangunan jalan tol Semarang-Batang sepanjang 75 km.

Lalu, 30% dana rights issue diserap untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang sepanjang 37,6 km. Sisanya, sebesar 20% akan digunakan untuk pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II.


"Kalau tender Cikampek Selatan bisa diperoleh tahun ini, maka dana rights issue akan langsung terserap seluruhnya," kata Anggiasari kepada KONTAN, Kamis (5/12).

Lalu PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyatakan, dana rights issue Rp 1,8 triliun segera masuk ke kas KRAS. Krakatau Steel menggunakan 66% dana rights issue untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek pembangunan hot strip mill 2.

Pabrik senilai US$ 381,8 juta ini diharapkan bisa beroperasi pada semester I-2019. Proyek ini untuk meningkatkan kapasitas produksi penggulungan baja dari 2,4 juta ton per tahun menjadi 3,9 juta ton per tahun.

KRAS juga akan menggunakan 34% dana rights issue sebagai ekuitas untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batubara 1x150 megawatt (MW). PLTU ini ditargetkan beroperasi pada 2019. Nilai investasinya mencapai Rp 2,3 triliun.

Tambok Setyowati, Direktur Keuangan KRAS, mengatakan, dana rights issue akan diserap bertahap. "Saat ini untuk proyek listrik sedang dalam proses tender," beber dia.

Sekretaris Perusahaan KRAS Iip Budiman menambahkan, penyerapan dana rights issue belum dilakukan pada awal tahun ini karena proyek listrik masih dalam proses administrasi dan proyek hot strip mill masih dalam proses penyelesaian detailed design project.

"Dana yang masuk sesuai target dan akan dilakukan sesuai jadwal proyek yang sudah ada," imbuh dia.

Sementara itu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menggunakan dana rights issue untuk kebutuhan belanja modal proyek infrastruktur prioritas pemerintah seperti pembangunan beberapa ruas tol, pembangkit listrik dan kawasan industri.

Lalu, PT PP Tbk (PTPP) mengantongi Rp 4,4 triliun dari penawaran umum terbatas. PTPP juga bakal mendorong anak usahanya untuk melakukan aksi korporasi yang sama.

Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, dari sisi fundamental, JSMR dan WIKA cukup menarik setelah rights issue. "Produk JSMR merupakan produk massal dan sesuai dengan kebijakan ekonomi pemerintah, sehingga prospeknya sangat menarik," ujarnya.

Sementara itu Adrianus Bias Prasuryo, Analis UOB Kay Hian, dalam risetnya 4 Januari 2017, mengatakan, WIKA memiliki ruang leverage yang lebih besar dengan dana rights issue Rp 6,1 triliun.

Kontrak baru WIKA juga mencapai target, terutama karena ada proyek high speed railway (HSR) dan LRT Jakarta.

"Usai rights issue, debt to equity ratio WIKA hanya sekitar 0,32 kali. WIKA punya ruang yang besar mencari pendanaan lain untuk ekspansi," ujar Adrianus.

Karena itu, Adrianus merekomendasikan buy WIKA dengan target harga Rp 2.900. Lucky juga merekomendasikan buy untuk WIKA dengan target Rp 3.550. Lucky juga merekomendasikan buy KRAS pada target Rp 850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie