KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) anjlok 2,36% sepekan ke level 6.734,83 periode 10-14 Juni 2024. Ini adalah level terendah IHSG sejak awal November 2023 atau dalam tujuh bulan terakhir. Seluruh indeks sektoral pun turun dalam sepekan terakhir. Tak cuma IHSG, seluruh indeks utama Bursa Efek Indonesia (BEI) turun. Indeks IDX-MES BUMN 17 mencatat penurunan paling dalam, turun 7,64% dalam sepekan. Penurunan terbesar kedua adalah IDX BUMN20 dengan penurunan 7,50%. Saham-saham BUMN memang menjadi pemberat bursa sepekan terakhir. Hal ini tampak pada
top laggards IHSG sepekan yang diisi oleh empat BUMN di urutan pertama.
Berikut 10 saham
top laggards atau pemberat IHSG dalam sepekan:
- BMRI -8,37%
- TLKM -10,82
- BBRI -3,91%
- BBNI -8,3%
- GOTO -10,34%
- BBCA -1,34%
- BYAN -2,95%
- MDKA -9,2%
- ASII -3,07%
- UNTR -6,91%
Sementara 10 saham
top leaders IHSG sepekan adalah
- BREN 29,75%
- AMMN 4,09%
- DSSA 7,17%
- FREN 39,29%
- TPIA 0,88%
- UNVR 6,31%
- CUAN 4,81%
- ESSA 8,39%
- BBSI 15,59%
- BRIS 4,59%
Baca Juga: Rupiah Ambruk Posisi Paling Lemah Sejak April 2020 Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, koreksi IHSG selama sepekan disertai peningktan yang terjadi pada volume penjualan. Menurutnya IHSG terpengaruh pelemahan nili tukar rupiah dan kebijakan suku bunga the Fed. “Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini ditutup berada di Rp 16.412 dan
downgrade rating ekuitas Indonesia,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6). Di sisi lain, pendirian The Fed yang masih
higher for longer untuk suku bunganya menjadi perhatian tersendiri bagi para investor. Dirinya menyebut, hal ini yang menjadi penyebab adanya
outflow pada IHSG. Secara teknikal, Herditya memprediksi IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek dengan
support di 6.696 dan
resistance 6.846.
Baca Juga: Bursa Saham AS: Indeks Nasdaq Catat Rekor Tertinggi 5 Hari Berturut Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, pelemahan IHSG karena spekulasi the Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga di level tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Meski inflasi AS cenderung di bawah konsensus dan penurunan harga produsen (PPI), Menurutnya, stance
hawkish dari the Fed akan terus ada selama inflasi belum turun di kisaran 2%. "Dampaknya adalah penguatan dolar AS yang menyebabkan pelemahan rupiah, bahkan lebih rendah dari Covid19 dan ketidakpastian yang membuat IHSG terkoreksi," kata Oktavianus kepada Kontan, Jumat (14/6). Dia memprediksi, setidaknya potensi pemangkasan suku bunga akan terjadi sebesar 25 basis points (bps) di kuartal IV-2024. Dalam prediksinya , IHSG berpotensi menguji
support jangka panjang di level 6.600 atau Moving Average (MA) 200, serta terdapat zona permintaan dalam rentang level 6.523-6.632. Apabila IHSG berhasil bertahan di atas area tersebut seiring indikator Relative Strength Index (RSI) mendekati jenuh jual, maka potensi
technical rebound dapat terjadi.
Baca Juga: Disetir Kebijakan The Fed dan Ambruknya Saham Big Caps, IHSG Loyo Dalam Sepekan Pekan depan akan diwarnai sentimen rilis keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan tetap pada level 6,25%. "Jika pelemahan rupiah saat jni membuat BI menaikkan suku bunga kembali, maka jelas akan berdampak negatif terhadap IHSG," kata dia.
Audi melihat
defensive stock masih akan menjadi pilihan, seperti dari kesehatan dan konsumer primer. Saham-saham dengan rekomendasi
buy antara lain MYOR, SILO, dan, ACES. Masing-masingnya memiliki target sebesar Rp 3.160, Rp 2.870, dan Rp 970. Herditya mencermati saham UNVR dengan target harga Rp 3.260–Rp 3.390, ACES berkisar di level Rp 885–Rp 915, dan MIDI di harga Rp 400–Rp 410. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati