JAKARTA. Proyek-proyek infrastruktur dan properti yang menggeliat membuat sejumlah korporasi pelat merah ikut tergiur. Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) kini mulai mengembangkan bisnis pembuatan beton untuk memenuhi kebutuhan perusahaan infrastruktur. Teranyar adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Perusahaan itu berniat membuat anak usaha baru untuk memperbesar unit bisnis pembuatan beton pracetak (pre-cast). "Kami akan melepas divisi usaha beton menjadi anak usaha baru dengan nama PT Adhi Beton," kata Kiswodarmawan, beberapa waktu lalu. ADHI akan membangun dua pabrik beton baru di Sadang dan Mojokerto. Masing-masing pabrik akan memiliki kapasitas 259.000 ton per tahun dan 86.333 ton per tahun. Saat ini, volume produksi beton ADHI 259.000 ton per tahun.
Untuk ekspansi ini, perusahaan telah menyiapkan dana sekitar Rp 149 miliar. Kiswo bilang, beton hasil produksinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan, terutama untuk memasok keperluan proyek monorel. Tetapi, tidak menutup kemungkinan, ke depan, Adhi Beton akan memasok keperluan perusahaan infrastruktur lain. Manajemen ADHI optimistis, bisnis beton akan tumbuh pesat seiring maraknya proyek-proyek infrastruktur, terutama milik pemerintah. Oleh karena itu, Adhi Karya juga berencana memperluas pabrik beton yang telah dimiliki. Perusahaan itu akan memanfaatkan lahan bekas batching plant di Cirebon. Adhi Karya berharap, dari bisnis beton, perusahaan bisa mengantongi dana segar hingga Rp 1,7 triliun. BUMN lain yang juga akan mengembangkan bisnis beton adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Waskita pun berencana membentuk anak usaha sendiri yang fokus ke bisnis beton pada 2015 mendatang. Hingga kini, Waskita telah memiliki tiga pabrik beton dengan total kapasitas mencapai 550.000 ton per tahun. Ketiga pabrik itu berlokasi di Pasuruan, Cibitung, dan Bali. Perusahaan itu akan membangun dua pabrik beton baru di Sadang dan Palembang. Dana investasi yang disiapkan sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar. Meraup berkah Munib Lusianto, Investor Relations Waskita Karya, mengatakan, proses pembangunan dua pabrik baru itu sudah dilakukan. Jika tidak aral melintang, awal tahun 2014, kedua pabrik baru tersebut sudah bisa beroperasi. "Total kapasitas produksi beton kami akan menjadi 700.000 ton per tahun," kata Munib. Manajemen Waskita berharap, bisnis beton perusahaan akan menyumbang pendapatan hingga Rp 500 miliar tahun ini. Sedangkan tahun depan, dengan adanya tambahan produksi, perolehan pendapatan bisa meningkat menjadi Rp 800 miliar. Selanjutnya, BUMN yang telah lama menggeluti bisnis beton adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Bahkan, WIKA telah melebarkan sayap bisnis beton ini ke kawasan regional. Melalui anak usaha, PT Wika Beton, perusahaan itu mendirikan pabrik beton di Myanmar. Perusahaan itu telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan lokal Myanmar, Season One. Nantinya, perusahaan patungan ini akan membangun pabrik beton berkapasitas 67.000 ton per tahun.
Selain itu, di Sumatra Selatan, Wika Beton juga berencana membangun pabrik baru. Pabrik baru ini akan memiliki kapasitas produksi 50.000 ton per tahun. Jika tidak aral melintang, pabrik baru itu sudah bisa dibangun tahun depan. Pabrik baru lainnya berlokasi lagi di Banten. Nah, untuk proyek ini, Wika Beton menggandeng anak usaha BUMN lainnya, yaitu PT Krakatau Engineering (KE). Kapasitas pabrik baru tersebut rencananya sebesar 30.000 ton per tahun. Wika Beton akan mengempit 70% saham di pabrik baru tersebut. Sementara, sisanya dipegang KE. Luas lahan yang digunakan sekitar lima hektare (ha). Estimasi awal, nilai proyek ini mencapai Rp 180 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri