BUMN semakin gencar menggarap bisnis properti



JAKARTA. Perusahaan pelat merah semakin agresif di properti. Lewat lini bisnis properti, badan usaha milik negara (BUMN) semakin ekspansif di sektor tersebut.

Ambil contoh PT PP Properti Tbk (PPRO). Setelah memiliki tiga hotel, pengembang ini berencana membangun tiga hotel anyar pada tahun ini, yakni Hotel Park Lombok, Surabaya dan Labuan Bajo.

Indaryanto, Direktur PP Properti, menargetkan, pembangunan Hotel Park Surabaya bisa kelar tahun depan. Sedangkan Hotel Park Lombok dan Labuan Bajo bisa beroperasi pada tahun 2019, "Proyek di Labuan Bajo merupakan kerjasama dengan beberapa BUMN dan kami bertindak sebagai operator," katanya kepada KONTAN, Rabu (1/3).


Selain hotel, pengembang ini masih menggarap beberapa proyek residensial yang tersebar di Bekasi, Bogor hingga Surabaya. Ada juga proyek hunian anyar yang siap berjalan tahun ini, yakni di Semarang dan Depok.

Menurut Indaryanto, aksi tersebut tidak terlepas adanya cadangan lahan dari sang induk, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) seluas 80 hektare. Lahan inilah yang perusahaan manfaatkan untuk ekspansi. Dalam catatan KONTAN, PT PP Properti menargetkan prapenjualan naik 20% dibandingkan realisasi pada tahun 2016 sebesar Rp 2,49 triliun menjadi Rp 2,99 triliun.

PT Timah Karya Persada Properti, anak usaha PT Timah Tbk juga memanfaatkan lahan induk perusahaan untuk bisnis properti. "Lahan tersebut kami bangun perumahan dan ruko," ujar Direktur Utama PT Timah Karya Persada Properti Arief Syari kepada KONTAN (1/3).

Adanya lahan tersebut memicu Timah Karya Persada Properti (Timah Properti), berencana menggarap tiga proyek. Yakni proyek properti terpadu seluas 176 hektare (ha) di Bekasi Timur, Jawa Barat yang bakal digarap di kuartal II tahun ini dan dua proyek hunian di Depok dan Pondok Cabe.

Sedangkan Eko Harupurwanto, Direktur Keuangan PT Jasa Marga Properti, menyebut, akan menggarap tiga proyek yang terdiri dua hunian dan satu perkantoran pada tahun ini. Aksi ini tidak terlepas dari fulus bisnis properti yang bisa meraup cuan lebih singkat ketimbang jalan tol.

Tahun lalu, anak usaha Jasa Marga sudah mengantongi pendapatan Rp 232 miliar. Angka ini berkontribusi 5% ke pendapatan Jasa Marga.

Direktur Utama PT Waskita Karya M Choliq optimistis, properti adalah bisnis yang menguntungkan. Ia yakin kontribusi bisnis properti yang masih 5% ke induk usaha bakal positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini