JAKARTA. Pemerintah memastikan, Indonesia akan mengimpor gula. Menteri Pertanian Suswono menegaskan, pemerintah akan memberikan izin impor gula kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Namun, sampai saat ini Dewan Gula Indonesia belum juga merekomendasikan kuota dan jenis gula yang akan diimpor tersebut. Sejumlah perusahaan pelat merah yang akan menjadi importir gula, adalah PT Perkebunan Nusantara, Perusahaan Umum Bulog, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). "Polanya masih sama dengan sebelumnya," kata Suswono.Kepada KONTAN beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menegaskan bahwa perusahaannya siap melakukan impor gula jika pemerintah memerintahkannya. Bahkan, ia memastikan Bulog bakal mengajukan izin sebagai importir jika keputusan tersebut sudah dibuat.Menurut Sutarto, untuk menjadi stabilisator harga, Bulog semestinya mengantongi cadangan gula minimal 25%-30% dari kebutuhan nasional sebanyak 2,7 juta ton. Itu berarti, Bulog harus memiliki cadangan gula sampai 900.000 ton. Saat ini, Bulog baru memiliki cadangan gula 300.000 - 400.000 ton. Itu berarti masih ada kekurangan stok sekitar 500.000 ton.Sutarto yang adalah mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian meminta agar pemerintah tidak terlampau lama menerbitkan keputusan. Soalnya, BUMN memerlukan banyak waktu untuk mendatangkan gula impor tersebut ke Indonesia.Kata dia, keterlambatan memutuskan impor gula akan membuat kejadian tahun lalu terulang. Kala itu, Bulog dan sejumlah importir lainnya terpaksa memperoleh gula saat harga tinggi. Alhasil, mereka tidak mampu menjual di dalam negeri. Apalagi, kala itu rembesan gula rafinasi merusak harga pasar. Akibatnya, para importir, termasuk Bulog, menanggung kerugian gara-gara menjual gula dengan harga lebih rendah.Sutarto bahkan mengusulkan, ke depan, pemerintah sudah memberikan kuota impor gula dari awal tahun sehingga Bulog bisa mencari harga terbaik. Tentu saja harapan Sutarto hanya berlaku selama masih ada defisit gula. Soalnya pemerintah menargetkan swasembada gula pada 2014. Suswono menampik bahwa kebijakan impor gula tahun ini bakal menghambat target swasembada tersebut. "Kita tidak boleh menyerah dengan iklim," ujarnya. Ia bilang, Kementerian Pertanian juga akan meninjau soal kualitas tebu. Maklum, saat ini, rendemen tebu relatif rendah. Untuk menghindari ketidakpercayaan petani, Kementerian Pertanian pun mendaulat PT Sucofindo untuk menilai rendemen tebu itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BUMN tetap akan jadi importir gula
JAKARTA. Pemerintah memastikan, Indonesia akan mengimpor gula. Menteri Pertanian Suswono menegaskan, pemerintah akan memberikan izin impor gula kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Namun, sampai saat ini Dewan Gula Indonesia belum juga merekomendasikan kuota dan jenis gula yang akan diimpor tersebut. Sejumlah perusahaan pelat merah yang akan menjadi importir gula, adalah PT Perkebunan Nusantara, Perusahaan Umum Bulog, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). "Polanya masih sama dengan sebelumnya," kata Suswono.Kepada KONTAN beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menegaskan bahwa perusahaannya siap melakukan impor gula jika pemerintah memerintahkannya. Bahkan, ia memastikan Bulog bakal mengajukan izin sebagai importir jika keputusan tersebut sudah dibuat.Menurut Sutarto, untuk menjadi stabilisator harga, Bulog semestinya mengantongi cadangan gula minimal 25%-30% dari kebutuhan nasional sebanyak 2,7 juta ton. Itu berarti, Bulog harus memiliki cadangan gula sampai 900.000 ton. Saat ini, Bulog baru memiliki cadangan gula 300.000 - 400.000 ton. Itu berarti masih ada kekurangan stok sekitar 500.000 ton.Sutarto yang adalah mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian meminta agar pemerintah tidak terlampau lama menerbitkan keputusan. Soalnya, BUMN memerlukan banyak waktu untuk mendatangkan gula impor tersebut ke Indonesia.Kata dia, keterlambatan memutuskan impor gula akan membuat kejadian tahun lalu terulang. Kala itu, Bulog dan sejumlah importir lainnya terpaksa memperoleh gula saat harga tinggi. Alhasil, mereka tidak mampu menjual di dalam negeri. Apalagi, kala itu rembesan gula rafinasi merusak harga pasar. Akibatnya, para importir, termasuk Bulog, menanggung kerugian gara-gara menjual gula dengan harga lebih rendah.Sutarto bahkan mengusulkan, ke depan, pemerintah sudah memberikan kuota impor gula dari awal tahun sehingga Bulog bisa mencari harga terbaik. Tentu saja harapan Sutarto hanya berlaku selama masih ada defisit gula. Soalnya pemerintah menargetkan swasembada gula pada 2014. Suswono menampik bahwa kebijakan impor gula tahun ini bakal menghambat target swasembada tersebut. "Kita tidak boleh menyerah dengan iklim," ujarnya. Ia bilang, Kementerian Pertanian juga akan meninjau soal kualitas tebu. Maklum, saat ini, rendemen tebu relatif rendah. Untuk menghindari ketidakpercayaan petani, Kementerian Pertanian pun mendaulat PT Sucofindo untuk menilai rendemen tebu itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News