Bundesbank Wanti-Wanti, Defisit Anggaran Jerman Terancam Pecah Rekor



KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Jerman diperkirakan akan menghadapi defisit anggaran terbesar sejak reunifikasi Jerman Timur dan Barat lebih dari tiga dekade lalu, menyusul rencana belanja besar pemerintah untuk infrastruktur dan pertahanan.

Hal ini disampaikan Bundesbank atau bank sentral Jerman dalam laporan bulanannya pada Jumat (19/12).

Bundesbank menilai kebijakan fiskal terbaru Berlin menandai pergeseran signifikan dari tradisi disiplin fiskal ketat yang selama ini menjadi ciri kebijakan ekonomi Jerman.


Pemerintah berencana menggelontorkan ratusan miliar euro dalam beberapa tahun ke depan untuk mendorong pemulihan ekonomi yang dinilai kehilangan daya saing.

Baca Juga: Pasar Otomotif Rusia Hadapi Prospek Suram pada 2026, Ini Penyebabnya

Menurut estimasi Bundesbank, kombinasi belanja infrastruktur dan pertahanan, pemotongan pajak, serta peningkatan transfer sosial akan mendorong defisit anggaran pemerintah hingga 4,8% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2028.

Angka ini menjadi yang tertinggi sejak 1995, periode pascareunifikasi Jerman Timur dan Barat.

Berpotensi Langgar Aturan Fiskal Konstitusi

Bundesbank menegaskan bahwa proyeksi defisit tersebut berisiko melanggar aturan fiskal yang tertuang dalam konstitusi Jerman, sehingga pemerintah perlu segera mengambil langkah korektif.

“Saat ini masih belum jelas bagaimana pemerintah pusat akan menangani kebutuhan mendesak untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan fiskal nasional pada 2028,” tulis Bundesbank dalam laporan bulanannya.

Meski defisit diperkirakan meningkat tajam, rasio utang terhadap PDB Jerman dinilai masih relatif terkendali. Rasio tersebut diproyeksikan mencapai 68% pada 2028, naik dari 63% pada 2025. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti Italia dan Prancis, yang rasio utangnya telah menembus tiga digit.

Aturan “Debt Brake” Jadi Sorotan

Sebagai catatan, Jerman memiliki aturan ketat yang dikenal sebagai “debt brake”, yang membatasi defisit struktural pemerintah hingga 0,35% dari PDB.

Pemerintah Jerman, koalisi antara Partai Demokrat Kristen (CDU) dan Partai Demokrat Sosial (SPD) telah memperoleh pengecualian khusus untuk belanja pertahanan serta pembentukan dana infrastruktur khusus senilai 500 miliar euro (sekitar US$585,6 miliar).

Baca Juga: Jerman Perketat Aturan Kekerasan Seksual dan KDRT, Obat Bius Disamakan dengan Senjata

Namun demikian, Bundesbank memperkirakan bahwa sebagian besar defisit pada 2028 justru berasal dari belanja sosial dan jenis investasi lainnya, bukan semata dari pertahanan dan infrastruktur.

“Akan terjadi kekurangan penerimaan akibat berbagai pemotongan pajak serta tambahan belanja yang berasal dari peningkatan transfer,” jelas Bundesbank.

Dorongan ke Ekonomi Masih Signifikan

Di sisi positif, Bundesbank menilai belanja besar di sektor infrastruktur dan pertahanan akan memberikan dorongan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara kumulatif, kebijakan tersebut diperkirakan dapat menambah sekitar 1,3 poin persentase terhadap PDB Jerman pada periode 2025–2028.

Bundesbank juga memperkirakan bahwa setiap 1 euro investasi di sektor infrastruktur dan pertahanan akan menghasilkan tambahan sekitar 70 sen terhadap output ekonomi, menunjukkan efek pengganda yang cukup kuat.

Selanjutnya: Harga Emas Masih Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Emiten Produsennya

Menarik Dibaca: Daftar 5 Kripto Top Gainers, LEO Memimpin dengan Naik 17%