Bunga 6,9%, Sukuk Tabungan masih terima di pasar



JAKARTA. Instrumen surat utang syariah alias sukuk varian baru bertajuk Sukuk Tabungan masih diterima oleh para pemegang dana. Suminto, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengatakan, penerimaan masyarakat atas Sukuk Tabungan cukup baik.

Misalnya, perkembangan pemesanan Sukuk Tabungan dari hari ke hari semakin bertambah. Pasalnya, investasi ini memberikan imbal hasil tetap (fixed) sebesar 6,9% per tahun. “Pada Selasa, 30 Agustus total pemesanan sudah mendekati Rp 2 triliun, dan kemungkinan per hari ini sudah akan mencapai Rp 2 triliun,” katanya, kepada KONTAN, Rabu (31/8).

Suminto bilang, mayoritas masyarakat yang beli Sukuk Tabungan ini adalah nasabah ritel dibandingkan pembeli produk Sukuk Ritel (Sukri) dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Meksipun laris manis di pasar, namun DJPPR belum ada rencana untuk penambahan plafon dana dari Sukuk Tabungan ini.


Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk mengaku, penjualan Sukuk Tabungan 001 di OCBC NISP kurang lebih masih 50% dari target penjualan. Alasan ini karena investor masih mempertimbangkan suku bunga 6,9% tenor 2 tahun yang hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan bunga LPS rate sebesar 6,75%.

Lanjutnya, terlebih masih ada bank-bank yang memberikan suku bunga deposito di atas 7% sehingga bunga deposito masih terlihat lebih menarik walaupun untuk jangka pendek.

Sependapat, Purnomo B. Soetadi, Direktur Konsumer PT Bank Muamalat Indonesia menyampaikan, pihaknya sampai Selasa 30 Agustus telah menjual Rp 21 miliar dari total penjualan Rp 50 miliar untuk Sukuk Tabungan ini. “Kami telah menjual hampir 50% dari jatah,” ucapnya.

Sebagai informasi Sukuk Tabungan dengan seri ST-001 merupakan instrumen pembiayaan baru yang diterbitkan pemerintah. Dalam menerbitkan instrumen ini, pemerintah menggunakan proyek dan kegiatan yang ada dalam APBN 2016 serta barang milik negara sebagai underlying asset.

Ada 26 agen penjual yang terlibat dalam penerbitan instrumen ini, terdiri dari 20 bank dan enam sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini