KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Nilai tukar merosot, ekonomi Argentina limbung. Negeri Tango ini pun menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya dalam sepekan. Kenaikan ini dilakukan untuk melawan aksi jual atas mata uang peso Argentina. Peso telah menurun ke level terburuk lebih dari dua tahun, Kamis (3/5). Menurut pernyataan resmi, Bank Sentral Argentina menaikkan suku bunga sebesar 675 basis poin menjadi 40% dari sebelumnya sebesar 33,25%. Bank sentral akan terus menggunakan semua instrumen moneter yang tersedia untuk menghindari gangguan di pasar dan menjamin perlambatan inflasi.
Bank sentral menyebutkan, kebijakan tersebut bertujuan mengurangi kepemilikan mata uang asing oleh bank lokal. Targetnya berkurang menjadi 10% dari 30%. Tingkat suku bunga baru ini akan berlaku efektif sejak Senin (7/5). Mata uang Argentina, peso telah turun 17% terhadap dollar AS di tahun ini. Kamis pekan lalu, peso anjlok 8,5% yang merupakan penurunan terburuk sejak Desember 2015. Mata uang peso berhasil
rebound pada Jumat (4/5) setelah pengumuman bank sentral itu. Pada sesi perdagangan Jumat, peso diperdagangkan lebih tinggi 0,6% jadi ARS 22,24 per dolar AS. "Otoritas moneter mengambil keputusan ini dengan tujuan menghindari perilaku mengganggu dalam nilai tukar, serta untuk menjamin proses disinflasi," tulis bank dalam rilis seperti dikutip
Bloomberg. Bank sentral Argentina siap untuk bertindak lagi jika diperlukan. Target inflasi Inflasi tinggi memang menjadi masalah abadi di Argentina. Bank Sentral Argentina menargetkan inflasi sebesar 15% pada tahun ini. Namun, para ekonom menilai target ini tidak realistis. Memburuknya ekonomi Argentina membuat Fitch Ratings merevisi
outlook atas peringkat Argentina menjadi stabil dari positif dengan peringkat B. Perubahan tersebut mencerminkan inflasi tinggi dan volatilitas ekonomi serta hambatan politik akan meningkat melebihi ekspektasi.
Presiden Argentina Mauricio Macri menuai kritik serius dari pihak oposisi karena menaikkan tagihan listrik. Menurut Macri, cara tersebut untuk mengendalikan pengeluaran pemerintah dan dibayar dengan inflasi tinggi. Dari sisi fiskal, investor mengeluhkan lambatnya kemajuan menurunkan target defisit tidak termasuk memperketat pembayaran bunga utang. Semula, target defisit Argentina 3,2% dari PDB. Tapi kemudian, Menteri Keuangan Argentina Nicolas Dujovne memperketat defisit menjadi 2,7%. "Bagian pemotongan berasal dari sumber daya lebih besar dari yang diharapkan dari yang kami miliki, karena pengumpulan pajak berkembang lebih baik," kata dia seperti dikutip
Reuters. Sisanya berasal dari upaya penghematan. Pemerintah Argentina mengharapkan ekspansi ekonomi sebesar 3% pada 2018. Angka ini sudah mengantisipasi risiko kekeringan yang berakibat pada panen kedelai.
Editor: Wahyu T.Rahmawati