Bunga acuan BI mungkin 6,5% hingga tengah tahun



JAKARTA. Bila tak ada aral, Rabu ini (5/1), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuan alias BI rate untuk bulan Januari 2011. Kendati, inflasi bertengger tinggi di pengujung tahun lalu, tapi banyak yang meramalkan bank sentral belum akan mengerek suku bunga acuan di awal Tahun Kelinci ini.

Hasil survei Bloomberg menyebutkan, sebanyak 13 dari 15 ekonom yang mereka survei memperkirakan BI rate bakal tetap di level 6,5% pada bulan ini. Tingkat BI rate sebesar 6,5% itu sudah bertahan sejak Agustus 2009.

Chua Hak Bin, ekonom Bank of America MerrillLynch di Singapura mengatakan, kendati menghadapi ancaman inflasi tinggi lantaran gejolak harga pangan, tetapi BI tidak akan meresponnya dengan menaikkan suku bunga. "Jadi BI rate akan tetap 6,5%," ujarnya seperti dikutip Bloomberg, kemarin (4/1).


Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan Desember lalu sebesar 0,92%, sehingga inflasi selama tahun 2010 mencapai 6,96%.

Tak hanya lewat bunga

BI sendiri mengaku sangat mewaspadai ekspektasi inflasi ke depan. "Kebijakan yang akan diambil tergantung assesment BI terhadap ekspektasi inflasi tersebut," kata Kepala Biro Humas BI Diffi A. Johansyah.

Namun Diffi enggan memastikan, apakah BI akan mengambil kebijakan menaikan suku bunga acuan atau tidak. Yang jelas, BI sekarang melakukan evaluasi terhadap inflasi inti dan pengaruhnya ke inflasi secara keseluruhan. Saat ini inflasi inti tercatat 4,28%.

Evaluasi ini dilakukan untuk melihat kecenderungan ekspektasi inflasi ke depan dan bagaimana cara mengendalikannya. Difi menyatakan, pengendalian potensi inflasi tersebut tidak hanya melalui kebijakan suku bunga. "Tetapi juga dengan kombinasi pengendalian likuiditas perbankan dan masyarakat," tuturnya.

Maka itu, ekonom Indef Ahmad Erani Yustika memprediksi, BI belum akan menaikan BI rate dalam waktu dekat. Sebab, inflasi inti masih 4,28%, walaupun inflasi umum sudah mencapai 6,96%. Ia memperkirakan, kemungkinan BI akan menaikkan BI rate sekitar awal kuartal kedua 2011, itu pun bila inflasi masih belum terkendali.

Bila harga pangan dan harga minyak terus bergejolak tinggi pada 2011, Erani memprediksikan inflasi bisa tembus 8%. Kalau inflasi setinggi ini, kemungkinan BI rate bisa terkerek menjadi 7,5% hingga akhir tahun ini. "Saya harap pemerintah serius menangani pangan dan minyak ini, karena ini penyumbang terbesar inflasi," tuturnya.

Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa memprediksi tekanan inflasi akan mulai mengendur pada bulan Februari nanti. Alasannya, di berbagai daerah sudah mulai masuk panen raya.

Atas dasar itu, Purbaya mengatakan tidak ada alasan yang cukup kuat bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan pada awal tahun ini. Apalagi dalam hitungan dia, ekspektasi inflasi sepanjang tahun ini hanya akan berkisar 6,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can