KONTAN.CO.ID - SEOUL. Harga real estat global menurun karena biaya pinjaman yang meningkat membuat pembeli berpikir ulang untuk beli properti. Harga rumah di Korsel turun rata-rata 7,5% secara tahunan pada kuartal III 2022. Hong Kong, Peru, China, Selandia baru juga turun. Mengutip Bloomberg, Minggu (25/12), secara keseluruhan, harga properti di 56 negara dan wilayah naik pada tingkat 8,8% pada kuartal ketiga 2022. Konsultan real estate Knight Frank mencatatkan pertumbuhan ini melambat dari puncaknya pada kuartal pertama 2022 yang naik 10,9%.
Sedangkan harga properti di Inggris dan Kanada turun berdasarkan penyesuaian inflasi.
Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Bakal Tertekan Kenaikan Suku Bunga, Cermati Saham-Saham Ini Laporan tersebut menggunakan data kuartal kedua untuk AS dan menemukan bahwa harga nominal properti naik 11% hingga 30 Juni dibandingkan tahun lalu. Pasar AS melambat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan tingkat hipotek yang lebih tinggi memukul permintaan dan mendorong beberapa penjual untuk menarik properti dari pasar. Negara-negara seperti Portugal, Singapura, Irlandia, dan Islandia semuanya mencatat peningkatan penjualan hingga dua digit pada kuartal ketiga. Ini dibantu oleh kembalinya investasi asing dan ekspatriat serta permintaan domestik yang kuat. Dari 150 kota yang dilacak oleh konsultan, 16 mengalami penurunan harga. Wellington, Selandia Baru, paling tunggu turun 17,3%, sementara harga turun 9,8% di Buenos Aires, 3,6% di Sydney dan 2,1% di Venesia, Italia. “Perlambatan harga membutuhkan waktu lebih lama untuk terealisasi daripada yang kami perkirakan, tetapi pasar dengan lonjakan suku bunga terbesar mulai melihat penurunan yang nyata,” kata Kate Everett-Allen, kepala penelitian residensial global di Knight Frank. Berdasarkan data The S&P CoreLogic Case Shiller, indeks harga rumah nasional AS pada bulan September turun 0,8% dari bulan sebelumnya. Penurunan harga rumah secara bulanan di AS terjadi sejak bulan Juli. Itu merupakan penurunan pertama sejak akhir 2018. Menurut data Agen KPR Freddie Mac, bunga KPR tenor 30 tahun pada bulan Oktober di AS tembus 7% untuk pertama kalinya sejak 2022. Meski sudah turun jadi rata-rata 6,58% pada minggu terakhir November, namun tetap saja jauh di atas rata-rata periode yang sama tahun lalu yang hanya 3,1%. "Saat The Fed terus menaikkan suku bunga, KPR jadinya semakin mahal dan perumahan jadi tidak terjangkau," kata Craig Lazzra, Direktur Pelaksana S&P DJI dalam keterangan resminya seperti dikutip dari Reuters. Mengingat tantangan ekonomi makro masih berat, harga rumah di AS diperkirakan masih akan terus melemah. Hal serupa juga terjadi di Australia. Bank sentral di negara ini juga mengambil kebijakan kenaikan suku bunga acuan untuk mengikuti perkembangan bunga The Fed.
Baca Juga: Bankir Yakin KPR Tumbuh Bakal Lebih Tinggi Tahun Depan Meski Suku Bunga Naik Indeks harga rumah nasional melanjutkan penurunan pada bulan November. Namun, laju penurunan sedikit melandai dari bulan sebelumnya karena pasokan tidak bertambah dan mulai ada peningkatan pembelian. Adapun Hasil survei CoreLogic mencatat harga rumah nasional di negeri Kangguru itu pada November turun 1% secara bulanan dan 3,2% secara tahunan. Nilai rumah di seluruh negara bagian turun 1% pada November dari bulan sebelumnya sehingga harga rata-rata saat ini menjadi US$ 714.475. Brisbane dan Hobart mencatat penurunan terbesar yakni 2%, lalu diikuti Sydney turun sebesar 1,3%, Canberra koreksi 1,2%, Melbourne turun 0,8%m dan Adelaide kontraksi 0,3%. Walau penurunannya menyusut, Kepala Penelitian CoreLogic Eliza Owen menilai hal itu tidak serta merta menunjukkan pasar perumahan mulai pulih. "Kami masih akan melihat tantangan pasar perumahan tahun 2023, saat banyak debitur KPR jangka panjang akan masuk dari masa bunga tetap ke bunga pasar. Rata-rata bunga KPR mungkin sekitar 5%-6%," kata Owen dikutip ABC News.
Editor: Herlina Kartika Dewi