Bunga acuan naik, multifinance masih yakin bisa jaga target pembiayaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75% pada bulan lalu bakal berdampak ke banyak sektor, termasuk industri pembiayaan pada tahun ini. Dampak yang cukup terasa utamanya pada penyaluran pembiayaan baru.

Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo mengakui kenaikan suku bunga ini bisa berdampak pada gairah pasar pembiayaan. Maklum, kenaikan suku bunga ini lambat laun akan berdampak juga pada kenaikan bunga kredit yang dikenakan pada nasabah baru.

Nasabah baru akan dihadapkan pada bunga yang lebih tinggi saat akan menggunakan jasa multifinance. "Kenaikan suku bunga tentunya akan berpengaruh pada permintaan pasar," kata dia.


Meski demikian, MTF belum berniat meninjau ulang target pembiayaan di tahun ini. Pasalnya sejauh ini, kondisi ekonomi Indonesia dinilai masih relatif lebih baik ketimbang tahun lalu. Setidaknya, pertumbuhan positif ini diharapkan bisa terjaga di paruh kedua 2018. MTF masih memasang target pembiayaan di angka Rp 24 triliun alias naik 8,1% dibandingkan pencapaian pada tahun lalu.

CEO PT Indomobil Finance Indonesia, Gunawan Efendi juga mengakui pasar pembiayaan bisa ikut terpapar. Sebab, nasabah baru bisa mendapatkan suku bunga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Namun ia juga menilai, ada dampak positif yang bisa didapat dari kebijakan tersebut, khususnya dari sisi nilai tukar rupiah.

Dengan kenaikan suku bunga acuan BI ini diharapkan nilai tukar bisa menguat dan lebih stabil. Kondisi tersebut bisa berefek domino bagi kestabilan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Pada gilirannya, daya beli masyarakat pun akan ikut menguat.

Adapun Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menilai pihaknya masih punya peluang mengejar target pertumbuhan kredit di tahun ini dengan menawarkan bunga kredit yang kompetitif. Pada 2018, BCA Finance mematok target pembiayaan Rp 32,5 triliun. Sampai bulan April 2018, realisasi pembiayaan telah mencapai Rp 11,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi